Posts

Showing posts with the label Preman Masuk Pesantren

Preman Masuk Pesantren Part 37

 Preman Masuk Pesantren Part 37

Preman Masuk Pesantren Part 36

  Preman Masuk Pesantren Part 36 ( 36. Gubuk Tempat Memadu Kasih ) "Bu, ada orang...!" aku berusaha mendorong kepala Nyai Nur menjauh dari kontolku, tapi Nyai Nur malah menepiskan tanganku dan terus menghisap kontolku dengan bernafsu. "Biarkan saja, yang datang Gus Mir." jawab Nyai Nur membuatku terkejut, dia begitu yakin yang datang adalah Kyai Amir atau memang ini salah satu rencananya menjebak Kyai Amir? "Nyai, ap apakah Kyai Amir....!" "Kenapa kalian mulai tanpa menunggu kedatanganku?" tanya Kyai Amir yang tiba tiba sudah berada di depan gubuk, dia datang seorang diri. "Aku sudah tidak sabar melahap kontol terbesar yang akan mengaduk aduk memekku, lihat Gus...!" seru Nyai Nur dengan bangga menunjukkan kontolku yang berada dalam genggaman tangannya. Entah apa yang sedang direncanakan Nyai Nur, sehingga kedatangan Kyai Amir disambutnya dengan hangat. "Be benarkah itu Nyai, dan kamu sangat menikmati kontol sebesar itu mengaduk ad

Preman Masuk Pesantren Part 35

 Preman Masuk Pesantren Part 35 36. Gubuk Tempat Memadu Kasih "Bu, ada orang...!" aku berusaha mendorong kepala Nyai Nur menjauh dari kontolku, tapi Nyai Nur malah menepiskan tanganku dan terus menghisap kontolku dengan bernafsu. "Biarkan saja, yang datang Gus Mir." jawab Nyai Nur membuatku terkejut, dia begitu yakin yang datang adalah Kyai Amir atau memang ini salah satu rencananya menjebak Kyai Amir? "Nyai, ap apakah Kyai Amir....!" "Kenapa kalian mulai tanpa menunggu kedatanganku?" tanya Kyai Amir yang tiba tiba sudah berada di depan gubuk, dia datang seorang diri. "Aku sudah tidak sabar melahap kontol terbesar yang akan mengaduk aduk memekku, lihat Gus...!" seru Nyai Nur dengan bangga menunjukkan kontolku yang berada dalam genggaman tangannya. Entah apa yang sedang direncanakan Nyai Nur, sehingga kedatangan Kyai Amir disambutnya dengan hangat. "Be benarkah itu Nyai, dan kamu sangat menikmati kontol sebesar itu mengaduk aduk mem

Preman Masuk Pesantren Part 34

  Preman Masuk Pesantren Part 34 ( 34. Sebuah Janji Terlarang ) "Nyai, serius?" tanyaku lesu, menurut apa yang kuketahui anak hasil hubungan sedarah kemungkinan 40% akan lahir cacat.  Apa anakku juga akan mengalami hal yang sama, mewarisi gen cacat kami ketika lahir atau mempunyai penyakit langka seperti yang pernah kubaca. Artikel inilah yang aku baca : 1. Albinisme Albinisme adalah suatu kondisi di mana tubuh Anda kekurangan melanin, zat pewarna rambut, mata dan kulit.  Seorang albino (sebutan bagi mereka yang memiliki albinisme) cenderung memiliki warna mata terang, serta kulit dan rambut sangat pucat bahkan hampir putih susu, bahkan jika mereka berasal dari etnis yang berkulit gelap. Albinisme adalah penyakit resesif autosomal, yang berarti bahwa ketika dua orang dengan kode genetik sama berkembang biak, peluang anak-anak mereka jadi semakin besar untuk mewarisinya. Tidak semua orang albino adalah produk dari perkawinan sedarah. Tapi praktik inses antara sepupu dekat, sau

Preman Masuk Pesantren Part 33

  Preman Masuk Pesantren Part 33 ( 33. Rahasia Terselubung ) "Kalau anakku masih hidup, aku yakin dia seusia kamu." jawab Nyai Nur membelai pipiku. Aku menarik nafas lega, Nyai Nur tidak tahu akulah anaknya yang hilang belasan tahun lalu. "Nyai, jangan berlama lama di sini, kasian Zaka tubuhmu berat." kata Kyai Amir, dia berusaha menyudahi percakapan kami, sebuah rahasia yang harus tetap tertutup rapat. Aku kembali melangkah, menggendong wanita yang sudah melahirkan dan menimang ku walau hanya sebentar, wanita yang selalu kurindukan kasih sayangnya. Ah, aku akan merebut kembali kasih sayang dan perhatiannya dalam bentuk dan cara yang berbeda, cara yang menyimpang tapi aku tidak peduli lagi. Aku hanya membutuhkan kasih sayang darinya, pelukannya mampu memberiku rasa nyaman yang selama ini nyaris tidak pernah kurasakan, apa itu salah? Perlahan aku meletakkan Nyai Nur dengan sangat berhati hati ke atas ranjang yang spreinya berwarna pink, aroma mawar yang tercium membu

Preman Masuk Pesantren Part 32

  Preman Masuk Pesantren 32 32. Kegilaan Apa Lagi, Ini? "Maksud Pak Yai, bagaimana?" tanyaku berusaha menerka apa yang sedang dipikirkannya. Apa yang sedang direncanakan oleh otak liciknya, agama hanya menjadi topeng buatnya. "Datanglah setelah semua santri tidur, tidak ada yang boleh melihatmu datang ke sini. Sekarang kamu bisa kembali, ingat tidak ada yang boleh tahu." jawab Kyai Amir tegas, tatapan matanya begitu mencurigakan. Dengan langkah gontai aku meninggalkan rumah Kyai Amir, tepat di bawah pohon yang ada bale balenya Nur memanggilku dengan suaranya yang khas. "Mas Zaka, ada titipan surat dari Nyai Jamilah.!" kata Nur mengangsurkan surat dalam amplop, aku menerimanya dengan heran. Setelah surat kuterima, Nur meninggalkanku tanpa mengucapkan salam. Aku membuka surat dari Nyai Jamilah, membacanya dengan teliti. To Zaka.​ Bawa aku secepatnya meninggalkan tempat ini, aku sudah tidak tahan dengan perlakuan Kyai Amir kepadaku. dari Istrimu, Jamilah.​ oo