Posts

Showing posts with the label Pembantuku Sayang

Pembantuku Sayang ( Part Akhir )

  Pembantuku Sayang ( Part Akhir )  Imah segera bergoyang lagi. Tubuhnya bergerak erotis naik-turun, maju-mundur, kiri-kanan, ditingkahi rintihan dan desahannya yang penuh nafsu. Aku diam saja, hanya sesekali kuangkat pantatku agar kemaluan kami bertaut lebih rapat.  Akibatnya aku jadi lebih mampu bertahan. Dalam posisi seperti itu, aku tahu bahwa perempuan biasanya akan lebih cepat mencapai klimaks. Memang itu yang kuharapkan. Perhitunganku tidak salah. Tidak terlalu lama, goyangan Imah semakin erotis dan menggila. Naik-turun, maju-mundur, dengan kecepatan yang fantastis.  Erangan dan rintihannya pun semakin tidak terkendali. Aku jadi semakin bersemangat karena mengetahui dia akan segera mencapai orgasme. “Paaak…., adduuh…, enak banget… enak banget… enak, Pak…, yah… yah…, Imah enak…” “Saya juga enak, Maah…, teruuusss….” “Oooohhh…. enak banget siihhh…., adduuuhhh…., adduuhh……” “Terus, Maah… enak banget… enak ngent*t ya, Maah…?” “Enakh…, ngent*t enak…, Imah seneng nge...

Pembantuku Sayang ( Part 2 )

  Pembantuku Sayang ( Part 2 ) Aku jadi tambah berdebar-debar, birahiku semakin membuatku mata gelap. Kurapikan anak-anak rambut Imah yang kusut. Gadis itu menatapku penuh arti. Matanya yang bulat memandangku tanpa berkedip. Aku jadi semakin nekad. “Kalau sama saya nggak serem?” tanyaku menegaskan dengan suara agak berbisik sambil mengusap pipi Imah. Babu manis itu tersenyum. Entah siapa yang memulai, tahu-tahu kami sudah berciuman. Aku tidak peduli lagi.  Kusalurkan gejolak birahi yang selama ini tertahan dengan melumat bibir Imah. Dia membalas dengan tak kalah panas dan bernafsu. Dia bahkan yang lebih dahulu menarik tubuhku sehingga kami rebah di atas ranjang sembari terus berciuman. Tanganku lasak meremas-remas buah dada Imah. Kupuaskan hasratku pada kedua gundukan daging kenyal yang selama beberapa hari terakhir ini telah menggodaku.  Imah pun tak tinggal diam. Sambil terus membalas lumatanku pada bibirnya, tangannya merayap ke balik celana pendek yang kukenakan. Pant...

Pembantuku Sayang ( Part 1 )

  Pembantuku Sayang ( Part 1 ) Selama tiga tahun berumah tangga, boleh dibilang aku tidak pernah berselingkuh. Istriku cantik, dan kami telah dianugerahi seorang anak lelaki berusia dua tahun.  Rumah tangga kami boleh dibilang rukun dan bahagia, semua orang mengakui bahwa kami pasangan yang serasi. Sebenarnya godaan cukup banyak. Bukannya sombong, sebagai laki-laki berusia sekitar 29 yang cukup ganteng, punya jabatan pula, kukira aku termasuk idola para wanita. Di kantor, misalnya, aku tahu ada satu-dua karyawati yang menyukaiku.  Tante Shinta, instruktur senam istriku, setiap kali bertemu pasti memberi sinyal-sinyal mengundang kepadaku, tapi tidak pernah kuladeni.  Demikian pula Ibu Yessi, salah seorang rekanan bisnisku. Siapa sangka, akhirnya aku selingkuh juga. Yang lebih tidak dapat dimengerti, aku berselingkuh dengan pembantu! Namanya Imah, usianya sekitar 18 tahun, asal Sukabumi. Wajahnya memang lumayan manis, lugu, ditambah lagi dengan kulitnya yang putih mulu...