Posts

Showing posts with the label Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 25 ) Waktu terasa berjalan lambat. Aku tahu kalau Mama pasti merasa gugup, begitu juga aku. Jantungku berdegup tidak karuan. Meski sudah beberapa kali melihat Mama telanjang di tempat umum, aku masih tegang memikirkan apa yang terjadi kalau orang-orang melihat Mama telanjang di depan mereka.  Aku membiarkan Mama berjalan di depan, lalu aku buru-buru menyelinap ke teras sekolah sambil berlari. Dari teras, aku lanjut berjalan ke lapangan. rasa tegang membuat keringatku bercucuran. “Hampir saja kami tinggal,” ujar Indra saat melihatku datang. Ia menatapku heran.  “Kenapa kamu keringetan begitu? Kontolmu perih pas kencing?” “Lagi pemanasan sebentar tadi,” kataku sambil mengatur napas. Beberapa detik kemudian, napasku mulai normal kembali. Aku bisa berpikir lebih tenang, meski jantungku masih berdegup kencang.  “Ibumu lama bener,” keluh Indra. “Keburu siang nih, bisa-bisa… WADUH!” Kusadari semua orang menoleh ke satu arah. Mama berjal...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
 ( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 24 ) "Ayah pergi dulu. Kamu jaga Mama baik-baik ya. Assalamualaikum," ujar Ayah sambil membuka pintu ruang tamu. Tak lama kemudian, terdengar suara ban mobil berdecit. Aku memandang mobil Ayah yang bergerak menjauhi rumah. Tadi malam Ayah bilang kepadaku kalau ia ada urusan di kota sampai seminggu. Saat Ayah bilang begitu, Mama berkali-kali melirikku dengan tatapan ketakutan. Aku yakin ia pasti takut kalau aku bertindak macam-macam selama Ayah pergi. Tapi memang benar. Aku punya banyak rencana selama Ayah pergi.  Ayah pergi dengan membawa satu koper besar dan satu tas laptop. Meski dia bilang seminggu, mungkin dia berpikir dia bakal lebih lama di kota sehingga ia membawa pakaian lebih banyak.  Aku tersenyum membayangkan hari-hari menyenangkan setelah kepergiannya. Seminggu saja sudah cukup, apalagi lebih dari itu.  Sudah sebulan berlalu sejak insiden di kebun. Lecet-lecet di tubuh Mama sudah sembuh dan kulitnya normal kemba...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 23 ) Kejadian itu sungguh membekas sampai Mama nyaris tidak mau berbicara denganku selama berhari-hari. Ia cuma berbicara padaku di depan Ayah saja.  Setiap hari ia mengenakan pakaian panjang untuk menutupi luka-luka di badannya. Ia beralasan demam ketika Ayah menanyakan pakaiannya. "Gak mau periksa?" tanya Ayah. Mama menggeleng. "Gak usah. Cuma demam biasa kok." Yang aku kagumi dari Mama adalah dia mampu bersikap normal di depan Ayah. Padahal aku yakin pikirannya mengalami trauma berat. Aku harus menahan godaan mengerjai Mama supaya ia tetap waras. Aku tidak mau Mama menjadi gila karena kelakuanku. Kuputuskan untuk menemui Bagas. Aku ingin berbagi banyak cerita seru dengannya. Siapa tahu dia punya pandangan lain yang bisa aku pelajari. Meski langit mendung, aku tetap memacu sepeda motorku ke rumahnya. Semoga saja aku tidak kehujanan di jalan. Bagas sedang berada di rumahnya saat aku sampai. Ibunya menyiapkan teh di dapur, semen...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 22 )  "Wah ada penonton lain rupanya," ujar Tarji. "Sejak kapan kamu ngintip?" "Baru saja," jawabku. Tubuhnya yang tinggi besar cukup mengintimdiasi. Tapi aku berusaha untuk tetap tenang. "Kau mau ikut pesta?" tanya Tarji. Aku tersenyum kecut. Yang kalian kentot itu ibuku, harusnya aku yang bilang begitu.kata dalam hati.  "Boleh saja," jawabku. Kami berjalan menuju "pesta", yang dia maksud. Rusman masih asik menyodomi anus Mama, begitu pula Janu yang sibuk memainkan kontolnya di mulut Mama. "Kita kedatangan tamu lain," kata Tarji. "Dia juga mau bersenang-senang." Kedua rekannya melirikku sebentar, lalu sibuk kembali. "Nanti dulu, masih asik nih," kata Rusman. Ia menampar pantat Mama berulang kali sampai pantat Mama memerah. Aku tidak bisa menyalahkannya. Anus Mama memang enak dikentot. Bahkan, semua lubang di tubuhnya enak dikentot. "Ah keluar deh," ...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 21 )    Tubuhku seolah membeku. Kedua laki-laki itu melihat sekeliling dengan waspada. “Coba periksa,” ujar Tarji. Rusman menatap bingung. “Kenapa harus aku?” “Karena aku lebih tua dari kau. Ayo Cepet Periksa.” Rusman berdiri dengan wajah kesal. Ia menaikkan celananya, lalu pergi.  Aku buru-buru kembali bersembunyi di tempat semula. Rusman pergi ke arah berlawanan. Tampaknya mereka belum yakin dengan sumber suaranya. Tarji bersiul-siul sambil merokok. Kontolnya menjuntai lemas. Kaki kanannya menginjak perut Mama supaya Mama tidak bisa kabur.  Mama belum bergerak dari posisinya. Kedua matanya melotot dan napasnya tersenggal-senggal. Aku bisa membayangkan ketakutan yang dirasakannya.  Tak lama kemudian, terdengar suara marah-marah di kejauhan. Semak-semak tersibak, tanda ada orang yang berjalan terburu-buru.  Rupanya Rusman, tapi ia tidak datang sendirian. Kedua tangannya memegang pundak seorang remaja laki-laki yang...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )   ( Bab Ke 20 )  Murid-murid berhamburan keluar saat lonceng pulang sekolah berbunyi. Beberapa pulang naik sepeda motor, menumpang temannya yang bawa sepeda motor, naik angkot, atau jalan kaki. Sebagian besar mereka adalah anak petani, jadi mereka harus segera pulang untuk membantu orangtuanya di kebun. Guru-guru balik ke kantor dan duduk di meja masing-masing untuk membuat laporan. Biasanya mereka baru pulang sore hari. Mama juga biasanya pulang sampai sore, kecuali pekerjaannya sudah selesai semua.  Sambil menunggu Mama yang sedang rapat lewat Zoom dengan orang-orang dari dinas pendidikan, aku membaca berita-berita yang lewat di Twitter. Ada satu berita dari Jepang yang menarik perhatianku. Dua hari yang lalu, kepolisian Jepang menangkap seorang wanita bernama Akako Hagiwara karena beberapa kali terlihat di jalan-jalan Tokyo sambil telanjang bulat. Meski wanita itu mengaku melakukannya atas kemauannya sendiri, tapi pihak kepolisian tidak...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 19 )  Jam dinding menunjukkan pukul setengah dua. satu setengah jam lagi lonceng pulang sekolah berbunyi. Mama masih mengetik di komputer, sementara aku mengamati Paijo dari balik jendela.  “Mama sudah selesai?” tanyaku. “Belum. Kerjaan Mama masih numpuk,” sahut Mama. Sesekali ia mengurut keningnya. “Mama mendingan istirahat sebentar,” kataku. “Kasihan juga Paijo, dia kerja dari pagi sampai sore. Dia perlu istirahat seperti Mama.” “Kenapa kamu tiba-tiba ngomongin Paijo?” “Karena aku ada ide,” kataku. “Bagaimana kalau Mama sesekali menghibur Paijo.” “Apa maksud kamu?” Kubisikkan rencanaku ke Mama. Kedua matanya melotot begitu mendengar rencanaku.  “Gila kamu!” jeritnya. “Gimana kalau terjadi apa-apa ke Mama?” “Selama murid-murid masih di kelas, Mama bakal baik-baik aja,” kataku meyakinkan.  “Paijo juga kayaknya bukan jenis orang yang suka bocorin rahasia. Aku gak pernah lihat dia ngobrol sama orang-orang di sekolah, kecuali s...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
    ( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 18 )  Lonceng istirahat berbunyi. Teman-temanku langsung berlarian keluar untuk makan siang di kantin, bermain basket, atau sekadar ngobrol di teras. Tidak ada yang betah berlama-lama di dalam ruang kelas yang panas. "Tadi aku lihat Bu Kepala sekolah roknya melorot sampai pantatnya kelihatan," ujar salah satu murid kelas sebelah "Yang bener?" timpal yang lain. "Iya bener. Coba tanya ke mereka yang duduk di dekat jendela. Mereka sibuk membicarakan Mama. Ada yang berusaha meyakinkan, ada juga yang tidak percaya.  "Asik bener kalau lihat. Dia semok gitu," komentar yang lain. Hatiku berbunga-bunga mendengarnya. Semua orang memang harus menikmati tubuh indah Mama. Aku mendatangi Mama di kantornya. Ia masih sibuk mengetik. Sikapnya tak acuh saat aku membuka pintu. "Mau apalagi kamu?" tanya Mama tanpa menoleh. "Mama gak makan siang?" "Mama gak lapar," jawabnya. "Gara-gara kamu, kerj...