Posts

Showing posts with the label Gadis Rambut Merah

Gadis Rambut Merah

   ( Part 9 ) “Nit, aku punya tiket buat nonton bioskop, seharusnya hari ini mau ngajak Joshua. Kamu mau? mubadzir kalau dibuang,” katanya kepada Yunita. “Oke, boleh,” jawab Yunita. “Siipp, nanti sore? Kujemput?” tanya Hiro. “Gak usah, kita ketemuan aja di mall,” jawab Yunita. “Baiklah,” kata Hiro. Ya, bagus Hiro. Kamu bisa ngajak Yunita kencan sekarang. Moga saja sukses. Setelah Yunita pergi Hiro seperti anak kecil melompat-lompat sambil berposes YES. Aku yang mengamati dari jauh hanya memberikan jempol kepadanya ketika dia melihatku. Dia membungkuk kepadaku sebagai tanda terima kasih. Tapi,…dia belum aku ajarkan satu hal. Ah, kurasa tak apa-apa. Aku hari ini mencoba mengikuti Hiro. Dan entah kenapa aku melakukannya. Dia berangkat memakai taksi untuk sampai di mall. Aku bersama Devita di mobil, mengikuti Hiro sampai di mall. “Ok, dia sudah masuk ke mall,” kata Devita. “Aku keluar. Tetap berkomunikasi,” kataku. Aku segera berlari-lari kecil mengikuti Hiro dari belakang. Di seb...

Gadis Rambut Merah

   ( Part 5 ) “Siapa kamu?” tanyaku sambil membidiknya. “Tentu saja kamu tak pernah mengenalku, jadi tak tahu siapa aku. Perkenalkan namaku Lucifer,” jawabnya. Lucifer? Orang yang ingin membeli dokumen rahasia negara dari Roger? “Kamu…., apa yang telah kamu lakukan kepada Suni?” tanyaku. “Ahh…iya, aku minta maaf. Karena dia tadi sedikit mengecewakanku. Seluruh anak buahku dibunuhnya. Kasihan sekali mereka,” katanya. Aku menembakkan pistolku, dengan mudah ia bisa mengelak, bahkan tanpa bergerak dari tempat duduknya. Apa-apaan ini? Aku coba menembaknya lagi, tapi lagi-lagi ia cukup kuat. Dia bisa menghindari seluruh peluruku. “Tidak, tidak, tidak, aku tidak ingin kamu membunuhku secepat ini Moon, aku tahu siapa kamu. Aku tahu siapa ayahmu. Aku tahu siapa ibumu. Aku tahu misi apa saja yang kamu selesaikan,” kata Lucifer. “Aku juga tahu apa hubunganmu dengan orang ini.” Aku mendekat, kulihat Suni di dalam mobil ambulance tak sadarkan diri. Lucifer lalu melompat turun dari mobil pu...

Gadis Rambut Merah

  ( Part 8 ) Hari ini aku naik sepeda ke sekolah. Hampir satu sekolahan heboh melihatku naik sepeda. Kenapa? Ya karena sekarang aku nggak dianter sopir lagi.  Nggak keluargaku, nggak orang lain, semuanya heboh. Dan melihat penampilanku yang nggak seperti biasanya hari ini, mereka juga sedikit terkejut. Terutama Joshua. “Kamu kesambet ya?” tanya Joshua. “Kenapa?” tanyaku. “Lain daripada kemaren,” jawabnya. Kami pun berpisah di kelas masing-masing. Suasana kelas sedikit aneh juga. Mereka memperhatikan aku tak seperti biasanya. Aku sekarang pakai parfum cowok, rambutnya rapi, bajunya rapi. Niken pun agak terkejut melihatku. “Kamu kesambet ya?” tanyanya. “AH, kalian ini. Nggak Joshua nggak kamu ngomongnya sama,” jawabku. “Hihihihi, habis kamu ini koq ya aneh banget, tiba-tiba berubah gitu,” katanya. “Berubah jadi jelek?” tanyaku. “Justru gini yang cewek demen. Dari dulu kek,” kata Niken. “Aku yakin pasti hari ini Yunita bakal negur lo.” “Yeah, I wish,” kataku. Jam pelajaran pun di...

Gadis Rambut Merah

  ( Part 7 ) Dalam kehidupan ini memang aneh. Anehnya adalah, kenapa juga ceweknya Joshua ada di kelasku. Sedangkan orang yang aku taksir ada di kelasnya. Duh…. Niken ini anaknya manis, rambutnya seleher. Kulitnya putih. Pantes si Joshua demen ama do’i. Tapi entah kenapa cewek yang aku ingini seperti Yunita itu. Orangnya kalem sih, wajahnya semi-semi oriental gitu. Tatapannya itu lho…duhh….bikin hati lumer.  Begitulah, aku selalu pedekate, tapi dasar akunya yang nggak berani dekatin cewek, akhirnya ya cuma pake perantara si Niken ama Joshua. Sialnya juga si Yunita ini katanya ditaksir juga ama anak dari kelas lain. Banyak yang demen ama do’i rupanya. Dan Joshua selalu menyemangatiku, “ayo broooo kapan nembaknya??” Yaelah pedekate aja belom koq. “Eh, Ken, Niken!” panggilku. “Apaan?” tanyanya. “Masih sering jalan ama Yunita?” tanyaku. “Masih dong, kenapa? Kamu sih cuek melulu,” katanya. “Yaelah, cuek gimana sih?” “Udah deh, Hiro. Sebenarnya banyak lho yang suka ama kamu, tapi ka...

Gadis Rambut Merah

  ( Part 6 ) Kembali ke masa sekarang. Itulah ceritaku dengan Suni. Cinta pertamaku. Setelah itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan lelaki seperti Suni.  Sama sekali tidak pernah ada. Sekarang aku berada di Indonesia. Dan aku punya misi penting untuk mendapatkan S-Formula. Sayangnya jejak terakhir adalah benda itu berada di M-Tech Building. Besoknya setelah aku istirahat, aku bertemu dengan keempat agen lainnya. Kami semua melakukan rapat. “Ini tidak mungkin, bagaimana bisa benda sepenting S-Formula itu ada di dalam M-Tech Building?? Ini sama sekali tidak masuk akal,” kata Peter. “Bisa saja bukan?” kata John. “Terlebih gedung ini diklaim punya sekuriti yang paling sulit ditembus. Di dalamnya terdapat penyimpanan data. Mulai Inggris, Amerika, Rusia, China semuanya menyimpan data penting mereka di sini.  Dengan alasan, siapapun yang sudah masuk ke sana tak ada yang bisa keluar.” “Untuk bisa mendapatkan S-Formula, kita harus tahu bagaimana bentuknya. Sebab selama ini hanya...

Gadis Rambut Merah

( Part 4 ) Dentuman bom, desingan rail gun dan meriam vulcan dari empat jet tempur yang menyerang kami masih terdengar.  Sedangkan di bawah ada lima tank, empat panser dan puluhan orang bersenjata berat menghujani kantor NIS dengan peluru dan bom.  Seluruh agen bersiap memakai baju anti peluru dan membawa senjata-senjata mereka. Ini bukan saja bertahan, ini adalah perang. Aku segera menuju ke bawah. BLAAAARRR. Sebuah misil menghantam lantai di mana aku dan Suni sedang berada. Kami berdua tiarap. Serpihan tembok dan debu berhamburan.  Kami seperti mandi pasir rasanya. Sesaat setelah kami yakin aman, segera kami berdiri. Aku melepaskan sepatu hak tinggiku dan melemparnya. Tidak nyaman berlari menggunakan sepatu macam ini. Kami berjalan lagi. Kemudian belok di sebuah ruangan bertuliskan ARMORY. Salah seorang agen melemparkan sebuah senapan kepadaku. Aku langsung menangkapnya. M-16? Aku bukan Rambo! Aku lemparkan senapan itu ke Suni. Dengan cekatan ia menangkapnya dan mengece...

Gadis Rambut Merah

  ( Part 3 ) Hubunganku dengan Suni makin dekat. Dan juga makin panas. Tiap kali kami ada kesempatan bertemu, pasti bercinta. Entah di tempatku entah di tempatnya. Dan kami pun makin mesra dari misi ke misi.  Hubunganku dengan Suni sudah bukan rahasia lagi. Seluruh kesatuan mengetahuinya. Mereka sedikit cemburu pastinya, si Rambut Merah pacaran dengan teman satu agensi. Seperti misi kita kali ini. Kami harus menangkap hidup atau mati buronan negara. Memburunya persoalan mudah, tapi membunuhnya itu persoalan lain. Aku dan Suni sudah terperangkap kami sudah terkepung dan di tengah kami berdua ada sang target. Target bernama Baron Waard.  Aku dan Suni menodongkan senjata kami ke leher si Baron. Di sekeliling kami puluhan pucuk senjata telah mengarah dan siap membidik kami berdua. “Suruh mereka untuk pergi!” kataku. “Coba saja!” kata Baron. “Toh kalian ke sini untuk membunuhku bukan? Setidaknya aku bukan orang yang takut mati.” Aku pun meletuskan senjataku. Peluruku langsung ...

Gadis Rambut Merah

 ( Part 2 ) Keberhasilanku hari itu tak lepas dari usaha Suni. Setidaknya dia sedikit cemburu ketika Roger menciumku. Dia selalu bertanya, “Siapa ciuman pertamamu?” Dan aku tak pernah menjawabnya. Hari ini aku penuhi janjiku untuk kencan dengan Suni. Betapa senangnya dia. Paling tidak misi berikutnya belum ada dan komandan sangat puas dengan hasil kerjaku.  Nama Lucifer pun sekarang menjadi nama yang misterius, dia tidak diketahui wajahnya, siapa dia, maupun apa motifnya. Ini pertama kali aku kencan dengan seorang lelaki. Sejak aku sekolah, aku tidak pernah kencan dengan cowok. Tak pernah pacaran dengan lelaki. Aku terlalu sadis bagi mereka.  Tidak pernah satupun dari cowok-cowok di sekolahku berusaha mendekatiku. Mereka terlalu takut. Ada banyak alasan. Pertama aku selalu menjadi juara satu kejuaraan beladiri taekwondo. Kedua, aku pernah menghajar klompotan gang yang menggangguku seorang diri. Ketiga, aku tak pernah menundukkan pandanganku terhadap siapapun.  Mungki...

Gadis Rambut Merah ( Part 1 )

  Gadis Rambut Merah ( Part 1 ) Dunia ini sedang dalam bahaya. Awal semua ini adalah dari serangan teroris yang berhasil menghancurkan Pentagon pada 11 September beberapa tahun lalu. Al-Qaida hanya awal.  Sebuah organisasi yang disebut sebagai Genesis telah merancang kehancuran yang lebih besar lagi. Mereka memainkan politik untuk menghancurkan negara-negara di dunia. Mereka menjual kemerdekaan kepada kelompok-kelompok separatis. Persenjataan, bom, chaos adalah barang dagangan mereka.  Organisasi genesis tidak diketahui siapa pemimpinnya siapa anggotanya. Tapi yang jelas mereka sangat licin. Bahkan sampai-sampai dunia membutuhkan agen-agen khusus yang terlatih.  Dikumpulkanlah seluruh agen rahasia terbaik dari seluruh dunia untuk menyelidiki keberadaan Genesis. Awal dari Genesis ini adalah terbongkarnya sebuah kode sandi dengan julukan Genesis.  Kode itu didapatkan di setiap kejadian terorisme di dunia. CIA dan FBI pun akhirnya menangkap salah seorang informan y...