Pesta Seks Cewek Kampus Binal Gangbang ( Part 4 )
Pesta Seks Cewek Kampus Binal Gangbang
( Part 4 )
ewe ! timpal yang lain Mereka bersorak-sorak dan mulai melucuti baju Vania, pakaiannya beterbangan kesana-kemari hingga akhirnya tak satupun tersisa di tubuhnya yang indah selain arloji, cincin, dan gelang kakinya.
Kelimanya memandangi tubuh telanjang Vania tanpa berkedip. Anjrit, kulitnya mulus banget, cantik lagi ! komentar seseorang Wih, teteknya.
jadi ga tahan pengen netek eem. ! sahut Mang Nurdin yang langsung melahap buah dada kanannya Sebelah sini juga bagus sahut Pak Andang membuka lebar kedua belah pahanya.
Bersama Mang Obar dia memandangi daerah nonok Vania yang berbulu lebat dengan tengahnya yang memerah.
Keduanya menjilati nonok nya yang mulai becek. Tubuhnya menggelinjang hebat merasakan dua lidah menggelikitik nonok nya.
Endang menciumi leher, bahu dan sekitar ketiak, sambil jarinya memilin-milin putingnya. Pak Usep menjilati bagian pinggir tubuhnya sambil tangannya menelusuri punggung dan pantatnya.
Vania cuma bisa menggeliat-geliat dikerubuti lima buruh kasar, mulutnya mengeluarkan suara desahan.
Saat itu Ivana baru selesai mandi, dia menjatuhkan pantatnya di sebelahku, seperti Maria tadi dia juga memakai handuk melilit badannya, rambutnya masih agak basah.
Buka ah ! ngapain sih malu-malu gitu ! kataku menarik lepas handuknya Bekas cupangan memerah masih nampak pada kulit buah dada dan lehernya yang putih, kurangkul tubuhnya yang mulus itu di sisi kiriku.
Maria tidak terlalu menghiraukan kedatangan Ivana, dia terus saja menjilat kontol ku dengan gerakan perlahan sambil memijat lembut buah pelirnya Kasian ih, masa lu tega si Vania dikeroyok gitu ! kata Ivana Santai aja Na, Vania kan ga kaya lu, dia sih enjoy aja dikasarin gitu, dah biasa jawabku santai Ooo.
ga kaya gua yah ! sehabis berkata dia langsung menyambar putingku dan menggigitnya Adaw.
! jeritku refleks menepis kepalanya Jahat ih, keras gitu masa gigitnya, putus nanti kataku mengelus-elus putingku yang nyut-nyutan digigitnya Dia malah tertawa ngeliat ku begitu, si Maria juga ikutan ketawa.
Lho, kan ke Vania lu bilang suka main kasar, baru digituin aja dah kaya disembelih hihihi ! Maria mengejekku Ini sih bukan kasar, tapi sadisme gila gerutuku Dah ah, lu terusin aja sana, jangan ngeledek ah ! kutekan kepalanya ke bawah Sini lo ! kusambar tubuh Ivana yang masih cekikikan ke pelukanku Dengan bernafsu kupaguti lehernya dan buah dada nya kuremas-remas sehingga dia mendesah-desah kenikmatan.
Bukan cuma menjilat, Mang Obar juga memasukkan jarinya ke liang nonok Vania, diputar-putar seperti mengaduknya sementara lidahnya terus menjilati bibir nonok nya.
Setelah puas menjilat, Mang Obar menyuruh Pak Andang menyingkir, dia angkat sedikit pinggul Vania dan menekankan kontol nya pada belahan nonok itu, dia melenguh ketika kepala kontol nya sudah mulai masuk, lalu ditekan lagi dan lagi.
Vania menahan nafas dan menggigit bibir merasakan benda sebesar itu menyeruak ke nonok nya.
Aaakkhh ! erangan panjang keluar dari mulut Vania saat kontol Mang Obar masuk seluruhnya dengan satu hentakan kuat.
kontol itu keluar-masuk dengan cepatnya, suara desahan Vania seirama dengan ayunan pinggul Mang Obar.
Desahan itu sesekali teredam bila ada yang mencium atau memasukkan kontol ke mulutnya.
Hehehe. liat tuh teteknya goyang-goyang, lucu ya ! sahut Pak Usep memperhatikan buah dada yang ikut tergoncang krn tubuhnya terhentak-hentak Mulutnya enak, hangat, terus Neng, mainin lidahnya ! kata Endang yang lagi keenakan kontol nya diemut Vania.
Uuuhh. uuhh. iyahh ! jerit klimaks Mang Obar, kontol nya dihujamkan dalam-dalam dan menyemprotkan peju nya di dalam sana.
Posisi Mang Obar segera digantikan oleh Pak Andang, dia melakukannya dalam posisi sama dengan rekannya tadi sambil tangannya menggerayangi pahanya dengan liar.
Sementara Endang mengerang lebih panjang, wajahnya mendongak ke atas dan meringis. Rupanya dia telah orgasme dan peju nya ditumpahkan ke mulut Vania, dia menyedotnya, namun sebagian meleleh keluar bibirnya, dikeluarkannya sebentar untuk dikocok dan diperas, maka peju itu pun nyiprat ke wajahnya.
Kemudian dijilatnya lagi kontol Endang yang mulai menyusut membersihkannya dari sisa-sisa peju.
Tugas Vania menjadi sedikit lebih ringan setelah dua orang yang telah dibuatnya orgasme menyingkir, keduanya kini terduduk di pinggirnya, memulihkan tenaga sambil sesekali megang-megang tubuhnya.
Tubuh Vania menggelinjang merasakan sensasi yang selama ini belum dia rasakan, tangannya yang menggenggam kontol Pak Usep nampak semakin gencar mengocoknya sehingga pemiliknya melenguh keenakan.
Aah. emm. gitu Neng, enak. ooh ! sambil tangannya meremasi buah dada nya.
Mang Nurdin yang tadi menyusu sekarang mulai menciumi perut Vania yang rata, tangan kirinya memainkan putingnya, tangan kanannya mengelus pantatnya.
Saat itu aku sedang menikmati kontol ku dipijati oleh cengkraman nonok Ivana yang duduk di pangkuanku dengan posisi membelakangi.
Aku membiarkannya mengendarai kontol ku sementara aku menikmati Vania digangbang, menonton sambil melakukan, suatu kenikmatan seks yang sejati.
Kudekatkan wajahku ke lehernya dan kuhirup aroma tubuhnya, hhmm. wangi, habis mandi sih, di lehernya masih membekas cupangan mereka, tapi aku tak peduli, kulit lehernya yang mulus kuemut dan kugigiti pelan bikin nya semakin mendesah kesetanan.
Tangan kiriku mendekap Maria sambil memutar-mutar putingnya, tapi kemudian Maria bangkit dan berdiri di hadapan kami, dia dekatkan peler nya pada Ivana, tanpa disuruh Ivana menjilatinya.
Maria mendesah menikmatinya, dipeganginya kepala Ivana, seolah meminta dia tidak melepaskannya. Aneh si Ivana ini, kalau diminta mengoral punya cowok susah, hrs dibujuk-bujuk baru terpaksa diiyakan, tapi ini ke sesama jenisnya tanpa disuruh kok mau, mungkin sih akibat terlalu horny, tapi peduli amat ah, yang penting enjoy aja (emang iklan LA Light ? ).
Kuminta Maria menepi sedikit krn sempat menghalangi pandanganku terhadap Vania. Ruang tamuku jadi dipenuhi oleh desah birahi yang sahut menyahut.
Vania kembali orgasme oleh genjotan Mang Obar, badannya lemas bercucuran keringat, namun mereka terus menggumulinya.
Gerakan Mang Obar semakin cepat dan menggumam-gumam tak jelas, tapi sebelum peju nya keluar, dia mencabut kontol nya dan langsung menaiki dadanya.
Misi, minggir dulu dong, tanggung nih, pengen ngentot pake teteknya sebelum ngecret ! Segera dia jepitkan kontol nya diantara dua gunung kembar itu lalu digesek-gesekkannya kontol nya disana dengan lancar krn sudah licin oleh cairan cinta.
Tak sampai tiga menit peju nya sudah muncrat, cipratannya berceceran di dada, leher, wajah dan sebagian rambut Vania.
Setelahnya dia menyuruh Vania menjilati kontol nya hingga bersih mengkilat. Dua orang lagi yang masih menggumulinya, Mang Nurdin dan Pak Usep, mengangkat tubuhnya dan membaringkannya ke kasur udara tempat Maria digarap.
Mang Nurdin membalikkan tubuh Vania hingga telungkup, pantatnya diangkat hingga menungging, dengan posisi ini dia memasukkan kontol nya ke nonok Vania dari belakang.
Disodokkannya benda itu berkali-kali dengan keras, sehingga Vania mengerang makin histeris. Pak Usep tidak meneruskan aktivitasnya dengan Vania, dia meninggalkannya berduaan dengan Mang Nurdin.
Sementara dia sendiri menghampiri kami dan kedua tangan gemuknya melingkari perut Maria dari belakang, agaknya dia masih penasaran krn belum sempat menikmati Maria.
Telapak tangannya bergerak ke atas membelai buah dada Maria, sedangkan yang satunya ke bawah membelai nonok nya, mulutnya mencupangi bahunya.
Maria memejamkan mata menghayati setiap elusan tangan kasar itu pada bagian-bagian sensitifnya, desahan pelan keluar dari mulutnya.
Tangannya lalu menarik wajah Maria ke belakang, begitu dia menoleh bibirnya langsung dipagut.
Keduanya terlibat percumbuan yang panas, sedotan-sedotan kuat dan permainan lidah terlibat di dalamnya.
Dengan terus berciuman tangan kanannya beraksi di nonok Maria, jari-jari itu menggosok-gosok belahan nonok nya, kadang juga masuk dan berputar-putar di dalamnya.
Permainan jari Pak Usep yang lihai bikin tubuh Maria bergetar dan nonok nya melelehkan cairan. cerita Pesta Seks Cewek Kampus Binal Gangbang
Sedangkan tangan kirinya meraba-raba bagian tubuh lainnya, lengan, dada, perut, paha, pantat, dll.
Setelah mencumbunya selama beberapa menit, lidah Pak Usep kini menjilati lehernya dan menggelikitik telinganya.
Di pihakku, Ivana menaik-turunkan tubuhnya dengan lebih kencang, diantara desahannya terdengar kata-kata tak jelas, tanganku juga diraih dan diremaskan ke buah dada nya, gelagat ini menunjukkan dia sudah di ambang orgasme.
Aaahh. Win, dikit lagi nih. enak ! erangnya sambil meremas tanganku Akupun merasa mau keluar juga saat itu, maka kupacu juga pinggulku sampai sofanya ikut goyang, kontol ku menusuk makin keras dan dalam padanya.
kontol ku serasa diperas oleh jepitan nonok nya, himpitannya makin lama makin kencang saja.
Akhirnya cairan nikmat itu keluar dibarengi desahan yang panjang, aku pun mendapat orgasmeku lima detik setelahnya.
peju bercampur lendirnya meleleh keluar dari sela-sela nonok nya membasahi selangkangan kami dan sofa di bawahnya.
Kami saling berpelukan tersandar lemas di sofa, kubelai-belai lembut rambut dan wajahnya selama cooling down.
Goyangan lu tambah asyik nih say, bersihin dong pake mulut, boleh ya ? pujiku sekaligus memintanya melakukan cleaning service.
Nggak mau, lu sendiri aja ! jawabnya sambil manyun Ayo dong say, lu kan baik, please dikit aja, yah.
! mohonku lagi memencet putingnya Ok, tapi cuma bersihin aja yah, ga lebih katanya sambil turun dari pangkuanku Dia berjongkok diantara kedua kakiku, dipegangnya kontol ku, kemudian mulai menjilati sisa-sisa cairan pada kontol ku hingga bersih.
Di kasur sana, Mang Nurdin menyetubuhi Vania dengan ganasnya dengan doggie style.
Mata Vania merem-melek dan mendesah tak karuan akibat sodokan-sodokan yang diberikan Mang Nurdin.
Mang Obar menghampiri mereka lalu duduk mekangkang di depan Vania. Tangannya menjenggut rambut Vania dan menjejalkan kontol nya ke dalam mulutnya, tentu saja benda sebesar dan berdiameter selebar itu tidak muat di mulut Vania yang mungil.
Susah payah Vania berusaha menyesuaikan diri, pelan-pelan kepalanya mulai naik-turun mengisap benda itu.
Desahan tertahan masih terdengar dari mulutnya, pada dinding pipinya kadang keliatan tonjolan dari kontol Mang Obar yang bergerak maju-mundur.
Mang Obar mengelus punggung dan dadanya sambil menikmati kontol nya dikulum Vania.
Mang Nurdin hampir klimaks, genjotannya semakin cepat, tak lama kemudian dia mendesah panjang dengan mencengkram erat bongkahan pantatnya, peju nya menyemprot di dalam nonok nya, ketika dia cabut kontol nya, nampak cairan kental itu masih menjuntai seperti benang laba-laba, sebagian meleleh di sekitar pangkal paha Vania.
melihat nonok Vania nganggur, Mang Obar menyuruhnya menghentikan kulumannya dan naik ke pangkuannya.
Vania yang klimaksnya tertunda krn Mang Nurdin sudah keluar duluan segera menaiki kontol Mang Obar.
Sebelum mulai, pria kurus itu meminta tissue basah pada Endang untuk mengelap ceceran peju di sekujur tubuh Vania.
Vania menaik-turunkan pinggulnya dengan gencar di atas kontol Mang Obar, buah dada nya pun ikut terayun-ayun seiring gerak badan.
Pemandangan itu bikin Mang Obar tidak tahan untuk tidak melumatnya, mulutnya menangkap buah dada yang kanan dan mengenyot-ngeyotnya, sementara tangannya bergerilya menyusuri lekuk-lekuk tubuh yang indah itu.
Keringat sudah bercucuran membasahi tubuh Vania yang sudah bekerja keras melayani lima pria sekaligus, rambutnya sudah acak-acakan, namun itulah yang menambah pesonanya.
Desahan nikmat Vania memacu Mang Obar untuk terus melahap dada, leher, dan ketiaknya.
Setelah puas melakukan foreplay bersama Maria, Pak Usep menyuruhnya nungging, masih dalam posisi berdiri, Maria mencondongkan badan ke depan dengan tangan bertumpu pada kepala sofa.
Maria yang sudah horny berat itu pun tanpa sungkan-sungkan mengulurkan tangan ke belakang membuka bibir nonok nya, gatel minta ditusuk.
Mang Obar mengerti bahasa tubuh Maria, dia pun segera melesakkan kontol nya masuk ke lubang itu.
Aarrghh. enak Mang, terus. terus ! jerit Maria Adegan ini berlangsung tepat di sebelahku sehingga aku dpt mengamati ekpresi wajah Maria yang sedang menikmati sodokan kontol Mang Obar, dia merintih-rintih dan sesekali menggigit bibir bawah.
dari belakangnya Mang Obar menggerayangi tubuhnya sambil terus menggenjotinya, buah dada nya keliatan berayun-ayun menggodaku iseng meremas salah satunya.
Beberapa kali tubuh Maria tersentak-sentak kalau Mang Obar memberikan sodokan keras padanya.
Aku suka sekali ngeliat wajahnya yang seksi saat itu.