Pesta Seks Cewek Kampus Binal Gangbang ( Part 2 )
Pesta Seks Cewek Kampus Binal Gangbang
( Part 2 )
Dia telah mabuk birahi, tubuhnya menggelinjang saat Mang Nurdin menggosok nonok nya dengan jari-jarinya sampai keliatan bercak cairan nonok nya di tengah celana dalamnya.
Pak Andang, disana aja atuh, cape dong berdiri melulu ? kataku menunjuk kasur pompa yang terletak tak jauh dari situ.
Mereka pun menggiring dan merebahkan tubuh Maria di kasur empuk itu, lalu pakaiannya dilucuti satu persatu hingga tak tersisa apapun lagi di tubuhnya.
tampak lah tubuh mulus Maria yang ber buah dada kencang, berperut rata, dan nonok nya yang masih rapat ditumbuhi bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan tercukur rapi.
Setelah menelanjanginya, mereka juga membuka baju masing-masing. Tiga batang peler mengarah padanya bak meriam yang siap menembak, Maria sampai terpana menatap ketiga senjata yang akan segera membantainya itu.
Ketiganya kembali mengerubungi Maria yang keliatan nervous dengan menutupi nonok dan buah dada nya dengan tangan.
Hehehe. si neng malu-malu gini membuat saya tambah nafsu aja ah ! kata Mang Nurdin mengangkat tangan kiri Maria yang menutup buah dada nya.
Wah ternyata bodynya amoy bagus banget ya! kata Mang Obar yang tangannya mulai menjelajahi tubuh mulus itu.
Pak Andang menciumi buah dada kanannya sambil tangannya meraba-raba nonok nya. Dijilatinya seluruh gunung itu sampai basah lalu dengan ujung lidahnya dia main-mainkan putingnya.
Jantungku berdebar-debar dan mataku melotot menyaksikan adegan itu, ditambah lagi adegan pada sofa di hadapanku dimana tubuh telanjang Ivana sedang dijilati dan digerayangi.
Aku membuka celana pendekku dan mengeluarkan kontol ku lewat pinggir celana dalam lalu mulai memijatnya, ini jauh lebih spektakuler dari film bokep dengan artis tercantik sekalipun.
Mang Nurdin mencium dan menjilat leher jenjang Maria sambil mengusap-usap buah dada satunya, lalu ciumannya bergerak ke atas menggelikitik kupingnya menyebabkan Maria menggeliat dan mendesah nikmat.
Dari telinga mulut Mang Nurdin memagut bibir Maria, mulut lebar dengan bibir tebal itu seolah mau menelan bibir Maria yang mungil lagi tipis.
Sekonyong-konyong terdengar kecipak ludah dari lidah mereka yang beradu. Maria nampak sudah tidak merasa risih lagi, yang dirasakannya sekarang adalah birahi yang menggebu-gebu akan pengalaman barunya ini, keliatan dari matanya yang terpejam menghayati permainan ini.
Sikapnya yang semula pasif mulai berubah dengan meraih kontol Mang Nurdin dalam genggamannya.
Mang Obar sedang berlutut diantara kedua paha Maria, tapi dia belum juga mencoblosnya.
Agaknya dia masih belum puas bermain-main dengan tubuh mulus itu. Sekarang dia sedang membelai-belai tubuh bagian bawahnya, terutama pantat dan nonok nya.
Dia mengangkat paha kiri itu, lalu menciumi mulai dekat pangkalnya, terus turun ke betis, pergelangan, dan akhirnya dia emut jari kaki yang lentik itu.
Lagi enak-enak nonton live-show sambil ngocok, tiba-tiba ada SMS masuk, kuraih HP-ku, oh.
si Vania, hampir lupa aku sama anak ini saking asyiknya, pesannya berbunyi demikian : Win, pstanya jd g? psti lg asyk y? sori nih tlat, td diajak tmn jln2 sih, kl stgh7 gw ksana msh bsa g? Brengsek membuat orang nunggu aja, mana datangnya telat banget lagi, tapi aha.
terbesit sebuah cara untuk menghukumnya, hihihi. aku nyeringai sambil mereply SMS-nya Gile tlat amt sih, y dah u dtg aja, mngkin msh kburu, kl g kta skalian mkn mlm aja, ok Wow, kini Maria sedang menjilati secara bergantian kontol Pak Andang dan Mang Nurdin yang berlutut di sebelah kiri dan kanan kepalanya.
Sementara itu Mang Obar menjilat serta menusuk-nusukkan lidahnya ke dalam nonok Maria, rangsangan itu bikin nya sering mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepala Mang Obar.
Kini Maria membuka mulut dan mendekatkan kepalanya pada kontol Pak Andang, setelah masuk ke mulutnya, dia mulai mengulum benda itu dengan nikmatnya sambil tangan kanannya mengocok pelan kontol Mang Nurdin.
Tak lama kemudian Mang Obar menghentikan jilatannya dan merentangkan paha Maria lebih lebar, dia bersiap memasukkan kontol nya.
Maria juga menghentikan sejenak oral seksnya, menatap kontol yang makin mendekati bibir nonok nya dengan deg-degan.
Pelan-pelan yah Mang, saya takut sakit abis peler Mang gede gitu ! ucap Maria memperingatkan Tenang aja Neng, Mamang ga bakal kasar kok ! hiburnya sambil mengarahkan senjatanya ke liang senggamanya.
Nampaknya Mang Obar kesulitan memasukkan kontol nya ke dalam nonok Maria krn ukurannya itu, maka dia lakukan itu dengan gerakan tarik-dorong.
Aakkhh. ngh. sakit ! rintih Maria menahan rasa nyeri, padahal kontol itu belum juga masuk seluruhnya Masa pelan gitu sakit sih Neng ? kata Pak Andang yang memegangi tangannya sambil membelai buah dada nya Mungkin si Neng aja yang nonok nya kekecilan kali ! sahut Mang Nurdin cengengesan.
Aah. jeritnya saat Mang Obar menghentakkan pinggulnya ke depan hingga kontol nya terbenam seluruhnya ke dalam liang itu.
Selanjutnya, tanpa ampun dia menggenjotnya dengan buas tanpa menghiraukan perbandingan ukurannya dengan nonok Maria.
Sementara di kiri dan kanannya kedua orang itu tak pernah berhenti menggerayangi tubuhnya.
Mang Nurdin dengan mulutnya yang lebar menelan seluruh susu kanannya yang disedot dan dikulum dengan rakus.
Pak Andang menelusuri tubuh itu dengan lidahnya, bagian-bagian sensitif tubuh Maria tidak luput dari jilatannya.
Maria mendesah-desah tak karuan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tubuhnya menggelinjang hebat. Sebentar saja Maria sudah mencapai klimaks, badannya menegang dan menekuk ke atas, desahannya makin hebat.
Namun Mang Obar masih belum keluar, dia menaikkan kedua betis Maria ke bahunya dan memacu tubuhnya makin cepat sampai menimbulkan bunyi kecipak.
Akhirnya dia menggeram dan menyemprotkan peju nya di dalam nonok Maria, cairan itu nampak menetes dari daerah itu bercampur dengan cairan kewanitaannya.
Maria cuma sempat beristirahat kurang dari lima menit sebelum giliran Pak Andang mencicipi nonok nya.
Mula-mula dia meminta Maria membasahi kontol nya dulu, setelah dikulum sebentar, dia menindih Maria sambil memasukkan kontol nya, pinggulnya mulai bergerak naik-turun diatas tubuhnya, Maria yang gairahnya mulai pulih juga ikut menyeimbangkan irama goyangannya.
Pak Andang melumat bibir mungil Maria yang mengap-mengap itu meredam desahannya. Waktu itu aku sudah keluar sekali, kuambil tissue mengelap tanganku yang basah.
Mang Obar mengambil aqua gelas yang kusiapkan dan meminumnya, dia duduk di sofa sebelahku.
Gimana Mang, sip ga ? Enak banget Bos, Mamang ga pernah mimpi bisa dapet kesempatan ini, sering-sering membuat yang kaya gini ya! komentarnya dengan antusias Tenang Mang, jangan boros tenaga dulu, ntar masih ada satu lagi loh ! nasehatku, kemudian aku menjelaskan apa yang hrs dilakukan pada Vania kalau dia datang nanti.
Pak Andang tiba-tiba menggulingkan tubuhnya sehingga Maria kini diatasnya. Dia lalu menegakkan badan sambil terus menaik-turunkan pinggulnya diatas kontol yang mengacung bagai pasak itu.
Terkadang dia memutar-mutar pinggulnya sehingga kontol itu mengaduk-aduk nonok nya. Matanya merem-melek dan mulutnya mengeluarkan desahan nikmat.
Keringat telah membasahi tubuhnya, menempel di dadanya seperti embun, juga menetes-netes dari mukanya.
Mang Nurdin berdiri di sebelahnya lalu mendekatkan kontol nya yang masih keras ke mulutnya.
Maria mulai menjilatinya dimulai dari kepalanya yang disunat hingga seluruh permukaan batang itu, buah zakarnya yang besar dia emut beberapa saat.
Uuuhh. ayo Neng, enak gitu. m ! desah Mang Nurdin Semakin hanyut dalam lautan birahi, Maria tidak malu-malu lagi mengemut kontol itu sambil mengocoknya dengan satu tangan.
payudara nya bergoyang-goyang naik-turun seirama gerak tubuhnya, dengan gemas Pak Andang menjulurkan kedua tangannya mencaplok gunung kembar itu serta meremasnya.
Saat itu Endang baru saja selesai dengan Ivana, setelah menyemprot perut Ivana dengan peju nya dia minum dulu dan langsung menuju Maria, sementara itu Mang Obar mulai mencicipi Ivana.
Endang duduk di sebelah kanannya dan meminta ijin Pak Andang yang sedang menguasai kedua buah dada nya untuk memberinya jatah satu saja.
Sepertinya dia menggigit putingnya krn badan Maria mengejang dan mendesah tertahan di tengah aktivitasnya mengoral Mang Nurdin, dia mengenyot dan kadang menarik-narik puting itu dengan mulutnya.
Ooohh. isep Neng. iseepp ! tiba-tiba Mang Nurdin mendesah panjang dan makin menekan kepala Maria ke selangkangannya peju nya menyembur di dalam mulut Maria, mungkin krn badannya berguncang-guncang hisapan Maria tidak sempurna, cairan itu meleleh sebagian di pinggir mulutnya.
Mang Nurdin beranjak pergi meninggalkan Maria setelah di cleaning service, diambilnya segelas aqua dari meja untuk diminum.
Tiba-tiba goyangan Maria makin gencar lalu berhenti dengan tubuh mengejang, kepalanya menengadah sambil mendesah panjang, kedua tangannya memegang erat lengan Pak Andang.
Dia telah mencapai klimaks, tapi Pak Andang belum, dia terus menghentakkan pinggulnya ke atas menusuk Maria.
Tubuh Maria melemas kembali dan ambruk ke depan menindihnya. Saat itu Endang sudah pindah ke belakangnya, dia meremas pantat yang sekal itu sambil mengorek duburnya.
Kemudian dia menindihnya dari belakang, tangannya menuntun kontol nya memasuki liang dubur itu diiringi rintihan pemiliknya.
Tubuh Maria kini dihimpit kedua buruh itu seperti sandwich, kedua kontol itu menghujam-hujam kedua lubangnya dengan ganas.
Ooohh. oh. aakkhh ! gairah Maria mulai bangkit lagi, nonok nya berdenyut-denyut memijat kontol Pak Andang yang sudah di ambang klimaks Pak Andang lalu melenguh panjang menyemburkan maninya di dalam nonok Maria akhirnya dia terbaring lemas di kolong tubuh Maria dengan nafas terengah-engah.
Setelah ditinggalkan Pak Andang, Maria cuma melayani Endang saja, namun pemuda ini lumayan brutal mengerjainya sehingga dia menjerit-jerit.
Duburnya disodok-sodok sementara buah dada nya yang menggantung di remas dengan kasar.
Hal ini berlangsung sekitar sepuluh menit lamanya sampai keduanya klimaks, peju Endang tertumpah di pantatnya sebelum keduanya ambruk tumpang tindih.
Keadaan Maria sudah babak-belur, tubuhnya bersimbah peluh, bekas-bekas cupangan masih keliatan pada kulitnya yang mulus, peju bercampur cairan kewanitaan meleleh dari selangkangannya.
Aku jadi kasihan ngeliat nya, maka aku menghampirinya dengan membawa air dan tissue.
Kuangkat tubuhnya dan kusandarkan pada lenganku, dengan tissue kuseka keringat di dahinya, minuman yang kuberikan langsung diteguknya habis.
Udah ya mar, kalau dah ga kuat jangan dipaksain lagi, ntar pingsan lu ! saranku Namun dia cuma tersenyum sambil menggeleng, ga apa-apa katanya cuma perlu istirahat sedikit, dia juga bilang rasanya seperti diperkosa massal saja barusan itu.
Waktu itu Pak Usep menghampiri kami bermaksud menikmati Maria, tapi kusuruh dia bersabar krn kondisinya belum fit.
krn tubuh Maria yang sudah lengket-lengket itu, aku menyuruhnya mandi agar lebih segar.
Setelah agak pulih, kubantu dia berdiri dan memapahnya ke kamar mandi, kunyalakan shower air hangat untuknya.
Sebelum keluar kami berpelukan, kucium dia sambil mengorek nonok nya dengan dua jari, cairan peju meluber keluar begitu kukeluarkan tanganku, sehingga aku hrs cuci tangan.
Dah mandi dulu yang bersih, supaya nanti siap action ! kataku Dia cekikikan sambil menyeprotkan shower ke arah kakiku, aku melompat kecil dan keluar sambil tertawa-tawa.
Begitu aku keluar, waw. gile, Ivana mantan pacarku itu sedang dikerjai kelima orang itu, dia sudah tidak di sofa lagi, melainkan sudah di lantai beralas karpet, the hottest gangbang ive ever seen ! Untuk lebih lengkapnya lebih baik kita ikuti kisah Ivana dari awal Ivana Endang dan Pak Usep duduk mengapit Ivana masing-masing di kanan dan kirinya.
Ivana keliatan tegang sekali beberapa kali dia memanggil-manggil namaku. Kenapa Na, kok sekarang tegang gitu katanya mau ngebalas pacarlu itu ! kataku Oh, jadi Neng udah punya pacar yah ! kata Pak Usep Ngga, baru putus kok jawabnya malu-malu Putusnya kenapa Neng ? tanya Endang Ivana cuma menggeleng tanpa menjawabnya.
Udah ah lu, kalau ga mau dijawab jangan maksa ! kata Pak Usep pada rekannya Eh, Neng sama pacar yang dulu pernah ngentotan ga ? tanya Endang cengengesan Rona merah jelas sekali pada wajah Ivana yang putih mulus, dia cuma mengangguk pelan sebagai jawabnya sambil tersenyum malu-malu.
Kalo gitu pernah diginiin dong Neng hehehe ! Pak Usep tertawa-tawa meremas payudara Ivana Diginiin juga pernah ! Endang meraih selangkangannya dan meremasnya dari luar Ivana menjerit kecil sambil tertawa geli krn kejahilan tangan mereka.
Pak Usep makin gemas memijati buah dada nya, si Endang sengaja meniupkan udara ke kupingnya untuk memambangkitkan birahinya perlahan-lahan sambil tangannya membantu Pak Usep meremas buah dada yang satunya.
Ivana cuma diam menikmatinya dengan mata terpejam. Keduanya mulai menyingkap kaosnya, Ivana sepertinya menurut saja, dia mengangkat lengannya membiarkan kaos itu dilolosi.
Dia tinggal memakai bra warna krem dan celana panjang selututnya. Ini dibuka aja ya Neng pinta Endang Ivana mengangguk, maka Endang pun dengan cekatan membuka bra-nya sehingga dia telanjang dada.
Endang langsung melumat yang kanan dengan rakus. Pentilnya bagus ya Neng, kecil, merah lagi komentar Pak Usep sambil memilin-milin putingnya Pak Usep menjulurkan lidahnya, lalu menyapukannya telak pada leher jenjang Ivana bikin nya merinding dan mendesis.
Dia meneruskan rangsangannya dengan mengecup lehernya bikin tanda kemerahan disitu, rambut Ivana yang terikat ke belakang memudahkannya menyerang daerah itu.
Tangannya pun tak tinggal diam, terus bergerilya di dada kirinya dan pelosok tubuh lainnya.
Mendadak Pak Usep menghentikan kegiatannya dan memanggil Endang yang lagi asyik nyusu dengan mencolek kepalanya.
Eh, Dang, kita taruhan yu, yang menang boleh ngentot si Neng duluan ! tantangnya Taruhan apaan Pak, saya mah ayu aja Coba tebak, si Neng ini jembutan ga ? tanyanya dengan nyengir lebar Muka Ivana jadi tambah memerah krn kenakalan mereka ini, aku juga jadi terangsang dibuatnya.
Suatu sensasi tersendiri menonton mantan pacarku ini dikerjai orang lain. Hm. ada ga Neng ? tanya Endang sambil menatapi selangkangan Ivana Eee.
nanya lagi, orang disuruh tebak ! omel Pak Usep menyentil kepalanya Ivana senyum mesem dan menjawab tidak tahu menjawab si Endang.
Ada aja deh ! tebak si Endang Yuk kita tes, bener ga ! kata Pak Usep dengan menyusupkan tangannya ke balik celana Ivana Eemmh.
desis Ivana saat merasakan tangan Pak Usep merabai nonok nya Weleh. sialan, bener juga lu Dang ! gerutunya krn ternyata nonok Ivana memangnya berbulu, lebat lagi.
Endang tersenyum penuh kemenangan krn dpt giliran pertama merasakan tubuh Ivana. Merekapun kembali menggerayangi tubuhnya.
Tangan Pak Usep tetap didalam celananya mengobok-obok peler nya sejak mengetes tadi.
Endang mulai membuka sabuk yang dikenakan Ivana dan menurunkan resletingnya, sebelumnya dia menyuruh Pak Usep menyingkirkan tangannya dulu.
Cairan nonok membasahi jari-jarinya begitu dia mengeluarkan tangannya dari sana. Endang turun dari sofa dan jongkok di lantai beralas permadani itu untuk menarik lepas celana Ivana.
tampak nonok Ivana dengan bulu-bulu yang tebal dari balik celana dalamnya yang semi transparan.
Sesaat kemudian pakaian terakhir dari tubuhnya itu dilepaskannya pula. Jadilah Ivana telanjang bulat terduduk separuh berbaring di sofa.
Keduanya tertegun ngeliat tubuh putih mulus dan terawat di hadapan mereka. Si Endang masih berjongkok di antara kedua paha Ivana, tentu dia bisa ngeliat jelas selangkangan berambut lebat yang keliatan menggunung dalam posisi demikian.
Duh, cantik banget sih Neng ini, membuat saya ga tahan aja ! kata Pak Usep sambil mendekap tubuhnya Bibirnya mencium pipi Ivana, lalu lidahnya keluar menjilati pipi dan hidungnya, menikmati betapa licin dan mulusnya wajah mantan pacarku itu, belakangan bibirnya dilumat dengan ganas.
Sementara kedua tangannya tidak tinggal diam, selalu berpindah-pindah mengelusi punggungnya atau meremas buah dada nya.
Wajah Endang makin mendekati nonok Ivana sambil kedua tangannya mengelusi paha mulus itu.
Tubuh Ivana bergetar ketika jemari Endang mulai menyentuh bibir nonok nya, pasti dia bisa merasakan nafas Endang menghembus bagian itu.
Perlahan-lahan Endang membuka kedua bibir bawah itu dengan jarinya. Erangan tertahan terdengar dari mulut Ivana yang sedang dilumat Pak Usep, keringatnya mulai bercucuran.
Wah. asyik, saya baru pernah liat nonok nya amoy, dalemnya merah muda, seger euy ! komentar Endang mengamati nonok itu.
Pak Usep, mau liat ga nih, bagus banget loh ! sahut Endang padanya Hm.
iya bagus ya, kamu aja dulu Dang, saya mau netek dulu ! kata Pak Usep sambil mencucukkan sejenak jari tengah dan telunjuk ke nonok nya, waktu dia keluarkan cairan lendirnya menempel dijari itu.
Pak Usep mulai menjilati buah dada nya mulai dari pangkal bawah lalu naik menuju putingnya, dia jilat puting itu lalu dihisapnya kuat-kuat, sementara tangannya memilin-milin putingnya yang lain.
Hhhnngghh. Mang, oohh ! Ivana mendesah menggigit bibir sambil memeluk erat kepala Pak Usep Ivana makin menggelinjang saat wajah Endang makin mendekati selangkangannya dan Aahh.
! desahnya lebih panjang, tubuhnya menggelinjang hebat, kedua pahanya mengapit kepala Endang Pemuda itu telah menyapu bibir nonok nya, lalu lidah itu terus menyeruak masuk menjilati segenap penjuru bagian dalam nonok nya, klitorisnya tak luput dari lidah itu, sehingga tak heran kalau desahannya makin tak karuan saling bersahut-sahutan dengan desahan Maria yang saat itu baru ditusuk Mang Obar.
Oi, kalian berdua kok belum buka baju sih, kasih liat dong peler nya ke Neng Ivana pasti dah ga sabar dia ! kataku pada Endang dan Pak Usep.
Pak Usep nyengir lalu dia membuka kaos berkerah dan celananya hingga bugil, dia menggenggam kontol nya yang tebal dan hitam itu memamerkannya pada Ivana Nih, Neng peler Mamang gede ya, sama pacar Neng punya gede mana ? tanyanya sambil menaruh tangan Ivana pada benda itu Gede yah Mang.
keras jawab Ivana yang tangannya sudah mulai mengocoknya Ivana yang tadinya malu-malu hilang rasa malunya saking terangsangnya, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitar, yang dipikirkannya cuma menyelesaikan gairah yang sudah membakar demikian hebat itu.
Hampir sepuluh menit berlalu, tapi Endang masih seperti kelaparan, belum berhenti menjilati nonok nya sementara Ivana sudah mengapir dan menggesek-gesekkan pahanya pada kepala Endang menahan birahinya yang meninggi.
Cepetan dong, kan kamu harusnya nusuk duluan, kalo ngga mau saya tusuk juga nih ! kata Pak Usep yang tidak sabar ingin segera menyetubuhi Ivana.
Iya sabar atuh Pak, ini udah mau nih kata Endang yang mulai menanggalkan pakaiannya Yuk Neng, basahin dulu nih.
isep ! dia sodorkan kontol nya ke mulut Ivana sambil memegangi kuncirnya.
Ivana agak ragu memasukkan kontol Endang, mungkin agak jijik kali belum pernah merasakan yang sehitam itu.
Namun Endang terus mendesaknya, apalagi dengan kepala dipegangi seperti itu, akhirnya dengan terpaksa Ivana membuka mulutnya membiarkan kontol itu masuk.
Sebentar kemudian Endang mengeluarkan kontol nya, diangkatnya kaki Ivana ke sofa sehingga dia kini terbaring di sofa dengan kepala bersandar pada perut tambun Pak Usep.
Endang memegang miliknya dan mengarahkannya ke nonok Ivana. Pelan-pelan mulai memasukinya, tubuh Ivana menekuk ke atas.
Aaakkhh. ! demikian keluar dari mulutnya hingga kontol Endang mentok ke dalam nonok nya.
Bersambung