Roro Inten ( Part 9 )
Roro Inten Part 9
( Bagian Ke 7)
Lampu taman yang temaram tidak cukup mampu untuk memperlihatkan sosok aslinya.
Sosok mahluk itu perlahan mendekatinya.
Tiba2 …
SLAAAAPPP…..!!!!!
Seberkas cahaya kilat tampak menggores langit tepat di belakang sosok hitam itu disusul kemudian oleh suara sangat keras menggetarkan jantung.
JELEGERRR…!!!!
Suara geledek begitu memekakkan telinga hingga membuat alarm mobil yang terparkir di halaman rumahnya menyalak seketika.
Sementara Ivan mendelik tak bersuara. Tubuhnya seolah terpaku bergetar keras takkala melihat gambaran sosok sejati mahluk itu.
Satu sosok yang menyerupai serigala tapi jauh lebih besar dan jauh lebih menyeramkan
Sepasang telinganya jauh lebih menjulang dengan ukuran lebih besar dari kebanyakan serigala.
Bulu-bulunya terlihat begitu tebal dan terlihat keras meruncing tajam. Sedangkan sorot mata itu...bagai menusuk jantungnya berwarna merah darah dan seolah berkilat memancarkan sinar bengis.
Sampai disini Ivan yang dalam keadaan syok ketakutan tak tertahankan membuat tubuhnya bereaksi dengan mengeluarkan air seni.
Cowok yang tengah bugil itu mengompol dengan posisi duduk terjengkang.
Sementara itu Indah yang sudah mulai menguasai diri anehnya seolah tidak melihat sama sekali kehadiran mahluk asing dan mengerikan ini.
Ia segera berdiri lalu cepat-cepat mengenakan kembali pakaiannya ala kadarnya.
Begitu selesai indah Lalu menatap ke arah Ivan yang terjengkang di tanah sambil matanya mendelik serta mulut menganga.
Sementara rintik air hujan mulai turun dari langit dan semakin deras.
"Aku...aku tidak sangka kak Ivan tega sampai hati melakukan ini"
"Hampir saja aku ternoda oleh ulahmu" "Hilang sudah kekagumanku kepadamu selama ini Kak".
"Aku...aku tidak ingin bertemu lagi dengan mu.
"Aku muak melihatmu Kak Ivan" "Aku...benci….kak Ivan…"
kata Indah dengan sedikit terisak lalu segera balik badan berlari cepat ke luar rumah meninggalkan Ivan yang masih terpaku dalam kengerian.
Sementara di waktu dan tempat yang sama namun dalam ruang yang berlainan.
Ivan masih tak bergerak seolah terhipnotis oleh sosok mengerikan itu.
Sesaat setelah Indah berlalu dan tak kelihatan lagi sosok seram yang menyerupai serigala itu menggeram halus.
Makin lama makin keras hingga moncongnya yang panjang terbuka lebar memperlihatkan barisan giginya yang panjang melengkung dan runcing seperti paku baja.
Lalu ia pun menyalak begitu keras bak halilintar membuat Ivan seketika pingsan...terkulai dalam keadaan tanpa busana.
Basah kuyup oleh derasnya air hujan yang turun membasahi bumi.
____________
Sosok ramping itu terus berjalan menyusuri tepi jalan yang lengang dan sepi di tengah malam yang makin larut. Sementara air hujan yang semakin deras membasahi sekujur tubuhnya ynag hanya berbalut kaos berlogo klub sepakbola Barcelona dengan setelan bawahan jeans warna abu-abu.
Sosok yang bukan lain adalah Indah Seroja adanya terlihat berjalan dengan sedikit tertatih dan sesekali sempoyongan karena kelelahan dan syok atas apa baru saja dialaminya.
Sungguh tak mudah baginya melewati malam ini untuk kembali ke rumahnya yang berjarak setengah jam perjalanan.
Sampai akhirnya sebuah sorot lampu mobil bersinar di kejauhan mendekatinya.
Sebuah mobil hatchback warna merah kemudian berhenti tepat di sampingnya.
Tak lama kemudian sang pengemudi keluar dengan terburu-buru.
"Duh Gusti!!…. Indaaah…!!! Kamu kenapa Ndah??...kok sampai begini…??!! teriak si pengemudi yang ternyata seorang gadis belia.
Ia merengkuh tubuh basah Indah sambil sebelah tangannya memegang payung yang sesekali hampir terbang karena kerasnya tiupan angin yang begitu kencang serta hujan yang deras menerpa.
Indah yang tampak begitu kepayahan sempat melihat orang yang menolongnya.
Tubuhnya yang telah basah kuyup tampak bergetar menggigil menahan dinginnya cuaca.
Belum lagi pikiran dan perasaannya yang sempat terguncang hebat akibat peristiwa yang baru dialaminya.
Mulutnya bergetar takkala melihat siapa yang datang menolongnya.
Seraut senyum tersungging lemah di sudut bibirnya.
"Ahh...Kakak. Akhirnya kamu datang juga.…...tuturnya lirih lalu terkulai dalam pelukan si gadis yang menolongnya.
Indah pun jatuh pingsan.
Tidak membuang waktu. Gadis itu lalu bergegas membuka pintu samping mobilnya lalu menidurkan tubuh indah yang terkulai didalam jok belakang mobilnya.
Sesaat kemudian mobil hatchback warna merah beremblem VW Golf GTI itu meluncur cepat menggores aspal jalanan nan basah tergenang membelah hujan lebat yang seolah ditumpahkan dari atas langit.
Seiring kepergiannya sayup-sayup terdengar suara guntur terdengar bersahutan di kejauhan
Tong...tong..tong...tong…!!!!!!
Suara kentongan terdengar bertalu-talu bersahutan di sebuah desa yang jauh di pinggiran kota di tengah malam yang diguyur hujan nan lebat ini.
Bunyi2an yang ditimbulkannya membuat warga desa yang semula terlelap dalam tidurnya sontak terbangun.
Sebentar kemudian lampu - lampu rumah wargapun tampak menyala satu persatu.
Tak lama sekelompok warga desa yang di dominasi oleh terutama para lelakinya tampak berkumpul di halaman sebuah rumah warga.
Seorang wanita muda tampak terpekur sambil menangis dalam pelukan suaminya.
Sementara sang suami tampak berusaha tegar sembari memeluk erat tubuh istrinya tanpa menghiraukan keadaannya yang basah kuyup oleh hujan yang masih begitu deras.
Di hadapan mereka terhampar Kembang panca warna aneka rupa, keranjang kudusan terbuat dari bambu rotan dan lampu teko minyak tampak tergolek berserakan.
Sementara ditengahnya sebuah lubang tampak menganga cukup dalam dan lebar menebarkan aroma yang tidak sedap.
Sebentar kemudian seorang pria paruh baya yang mengenakan peci dan payung ditangannya maju kedepan.
"Bapak-bapak dan saudara semua. Malam ini salah satu warga kita mendapat musibah.
"Musibah yang masih menjadi momok khususnya bagi warga Banyumili dan sekitarnya"
"Maling ari2 itu kembali berulah dan menimpa desa kita"
"Saya beserta segenap warga sudah berupaya sekuat tenaga dengan melakukan penjagaan dan perondaan kepada warga yang memiliki hajat"
"Oleh karenanya sy selaku pribadi sekaligus yang diserahi amanat oleh warga Lohgender sebagai kades mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga Bapak Tariman"
"Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada bapak Tariman sekeluarga sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab saya, besok saya akan laporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib"
"Dan bila masih ada warga yang kurang puas dan hendak mengajukan mosi tidak percaya, sy…marwoto selaku Kepala Desa Lohgender siap untuk mengundurkan diri"
"Demikian sedikit yang bisa saya sampaikan. Terima kasih"
Para warga tampak sedikit riuh sambil berbisik-bisik.
"Pak kades, apakah ucapan bapak tidak berlebihan"
"Selama ini dalam masa periode kepemimpinan bapak...anda telah membawa banyak kemajuan di desa kita. Apakah itu sebanding dengan apa yang barusan terjadi di tengah warga kita…?" Kata seorang pria berkupluk dengan kumis tebal menghiasi bibirnya.
Pak kades marwoto tersenyum lalu menepuk bahu pria yang barusan berbicara.
"Waluyo, tanggung jawab seorang kades itu bukan seperti persoalan jual beli di pasar"
"Bukan masalah berat ringannya jasa kita dibanding masalah yang dihadapi melainkan bagaimana dia mengatasi persoalan tersebut secara bijak dengan mengesampingkan egonya. Demi kepentingan seluruh warga.."
"Kalu itu yang terbaik serta diinginkan mayoritas warga aku tidak keberatan meletakkan jabatan'
'kejadian ini aku yakin bukan kriminal biasa. Tidak dilakukan oleh manusia awam"
"Akupun tak yakin sepenuhnya kepolisian akan mampu mengungkap kasus ini…"tutur kades marwoto sambil mendesah pelan.
Pria bernama Waluyo yang berdiri di sebelahnya langsung menoleh ke arah kepala desanya ini.
"Maksud bapak, ini semua bukan dilakukan oleh manusia..lalu oleh siapa…?" terdengar suaranya mendadak seperti tercekat.
Terselip rasa takut di dalam dada Waluyo.
Kades marwoto tidak segera menjawab hanya mendesah pelan
"Entahlah, tapi yang pasti aku berharap rentetan kejadian ini akan menemukan titik terang dan segera berakhir bagaimanapun caranya....
semoga saja....." tutupnya sambil memandang jauh ke ujung jalan desa yang gelap.
============