Roro Inten ( Part 10 )
Roro Inten Part 10
( Bagian Ke 6 )
Rumiyati, meski memiliki tubuh tinggi gemuk semlohai namun tetap terlihat seksi dengan pinggangnya yang cukup ramping.
Buah dadanya membusung dan menonjol menyembunyikan payudaranya yang besar.
"Susumu nyengkir gading...bunder gedi tur lancip.
"Kempolmu ngembang pudhak...dowo, padet tur berisi.
"Bangkekanmu nawon kemit....(
"Bokongmu manjang ilang, pinggulmu ombo, bokongmu gedi tur bunder.
"Jan marai kontolku ngacenge pool..hehehe! ......
"Aku malah jadi tambah penasaran. "Aku pengin tahu ada apa di balik baju seragammu itu...hehehe.."
"Rumiyati...cah ayu...
"Aku pengin liat dirimu wudo mblejit.
"Lepaskan bajumu nduk…"
(telanjang bulat.red)
Rumiyati yang tengah berdiri kaku sontak kedua tangannya bergerak perlahan namun pasti membuka kancing kemeja seragam coklat PNSnya !
Sungguh tak bisa dinalar.
Rumiyati melepas kancing atasan seragamnya dengan "sukarela" tanpa bisa ia menolak meski otaknya memerintahkan tidak!
Tak ada suara keluar dari bibirnya yang setengah terbuka.
Satu demi satu kancing baju atasan Rumi terlepas.
Mulai dari atas menampakkan dadanya yang putih mulus lalu turun ke belahan payudaranya yang mengapit gunung kembarnya yang besar dan mengkal. Bra-nya yang berwarna merah berenda terlihat malu-malu menyembul menyangga susunya yang montok.
Kancing demi kancing akhirnya terlepas seluruhnya hingga memperlihatkan kubang pusarnya yang imut.
"Lepaskan...saja Rum.
"Lepaskan semua Rum.
"Rak usah isin-isin. Ndak usah malu-malu...hehehe" kata Ki Benowo lagi.
Rumiyati yang tak bisa bersuara sulit menyembunyikan ekspresi wajahnya yang panik.
Manakala sepasang jemari tangannya yang putih lembut kembali bergerak. Kali ini mempereteli baju seragamnya sendiri yang sudah tidak berkancing.
Mulai dari pundaknya yang mulus indah terus turun sampai dengan pergelangan tangan untuk kemudian teronggok begitu saja di bawah telapak kakinya yang bersepatu hak setinggi 5 cm.
Sungguh sebuah awal pertunjukan yang mendebarkan hati.
Namun ini barulah awal dari rangkaian pertunjukan yang pastinya akan sangat menarik untuk ditunggu.
Terlihatlah Rumiyati berdiri sekitar dua langkah didepan Ki Benowo. Sementara Adipati cs hanya mampu melihat dan menantikan apa yang akan terjadi berikutnya.
Selintas lalu Noor saling berpandangan mata dengan Adipati tanpa berucap sepatah katapun.
Rumiyati berdiri dengan hanya mengenakan bra warna merah menyala membungkus sepasang bongkah buah dadanya yang terlihat besar dan penuh.
"Wahh….jan PNS jaman saiki jebulane yo pancen seksi - seksi...hehehe…"
Selang beberapa saat.
"Lho...kok mandeg Rum..? Buka sekalian tho bh-ne.. (berhenti.red)
...ben aku iso weruh pentilmu karo susumu sing montok tur mantep kuwi…hehehe.....
'Ayoh...cepet...hehehe,"
suara gelak Ki Benowo yang langsung "dipatuhi" Rumiyati dengan melepas pengait bra-nya dan…
Sreg...tuing…!
Suara bra seksi warna merah Rumiyati terdengar jatuh tergolek begitu saja di lantai disusul menyembulnya sepasang buah dada Rumiyati ke arah Ki Benowo dan disaksikan pula oleh adipati dan yang lainnya.
"Hahaha...bener tebakanku. Susumu jan guede dan mengkel koyok Kates California.
"Pentilmu item gede....Ckckck...
"Pengin tak emut pentilmu kuwi... hehehe....
Tapi mengko wae….
saiki giliran ngisoranmu sing belum..".
"Cah Denok...
"copoten rokmu...karo cawetmu skalian...hehehe. I
Itu kalu kamu pake cawet lho ya...!?…ayoo...cah ayu.. hehehe…"
Seperti dihipnotis, kembali Rumiyati menggerakkan jemari tangannya ke pinggang.
Membuka belt roknya lalu melorotkan kain roknya begitu saja hingga semata kaki. Celana dalam model Thong yang berbahan satin merah menyala tampak menjepit ketat gundukan vaginanya yang membukit di pangkal pahanya
Suryo Adipati yang sehari2 bergaul dengan Rumiyati juga tak menyangka asistennya yang sehari2 terlihat kalem keibuan ternyata dibaliknya berpenampilan bak artis panas.
Iapun sempat menelan ludah. Tak urung pula batang kemaluannya mulai menggeliat dan mengeras.
Sekarang Rumiyati dalam posisi berdiri tegak dan hanya mengenakan celana dalam saja.
Ki Benowo tergelak begitu melihat Rumiyati. Matanya yang cekung terlihat membesar menatap Rumiyati.
"Hehehe….jan bokongmu pancen semok, gede, njentit lan mateng empuk...hehehe…
"tempikmu mumbul berarti bolongan tempikmu sing kanggo kenthu mestine jeru,...asiiikkk.
"Ketoke pas bangeeet mengko dileboni kontolku.
"Rasane pasti mak nyusss….hehehe",
"Tapi nanti dulu cah ayu. Aku ora gelem kesusu.
Aku mau menikmati permainan pemanasan dulu...hehehe…".
(Tempikmu menyembul berarti liang tempikmu harusnya dalam.red)
Ki Benowo tampak memandang lekat dalam jarak sekitar 2 langkah saja masih dalam pose mengangkang. Batang penisnya yang besar kekar sepanjang 18 cm tampak tegak ngaceng.
Sekali-kali batang berurat itu mendongak-dongak.
Sepertinya si penis seolah tengah bergembira ria karena akan segera bertemu kekasihnya.
Jari jemari Ki Benowo yang bertengger di sandaran kursi kemudian seperti bergerak-gerak dengan gerakan-gerakan ritmik kemudian digoyangkan sedikit demi sedikit lalu...
...makin lama sedikit dipercepat.
Ajaibnya, gerakan jari pria tua ini ternyata membawa pengaruh yang sungguh luar biasa terutama bagi Rumiyati.
Seiring gerakan rancak jari jemari pria tua ini, tubuh montok bahenol Rumiyati yang nyaris telanjang bulat dan hanya ditutupi celana dalam minim warna merah bergerak berirama ke kiri ke kanan layaknya Boneka Marionette.
Rambutnya yang panjang lebat tergerai sepunggung ikut berayun.
Sementara pinggul dan pantatnya bergoyang ke kiri ke kanan sambil kedua tangannya melambai melenggang kangkung lagi2 hanya berhelaikan cawet minim menutupi kemaluannya serta sepatu hak setinggi 5 cm.
Sungguh pemandangan yang menggetarkan dan tak masuk di akal.