Bagian 5: Temukan Kebenaran 2

Bagian 5: Temukan Kebenaran 2 “Ab, tunggu aku!!” “Pelan-pelan saja memutar” "Hei, Surga!! Apa yang kau kenakan?" Semua pandang ke arahku. Aku tersenyum, menurunkan kacamata hitamku. Tameem menenangkan “Kita tidak sedang bermain mata-mata Heaven” “Oww, gaya itu cocok untukmu!!” Daisy memberi dua jempolnya untukku. “Dasar bocah-bocah aneh” Ab bersinar. Setelah sekitar sepuluh menit berjalan mengendap-ngendap kami sampai di pintu belakang gudang, menunduk bersembunyi di balik drum besar. 'Untuk apa drum besar di gudang tekstil?' batinku. “Semuanya ikut Arah ku, aku akan masuk lebih awal, kalian alihkan mode nada dering kalian ke mode getar, jika ku rasa aman akan ku telfon kalian, oke?” Tameem memberi Arah dan berjalan duluan menuju pintu masuk, ia sangat mahir untuk hal-hal seperti ini. Lima belas menit kemudian hape kami bergetar, tanda keadaan aman, kami masuk lewat jalan yang tadi Tameem lewati, mengikuti Arah yang ia kirim via chat. “Ah, ini sangat seru” Aku mendeng...

Roro Inten ( Part 10 )

 Roro Inten Part 10


( Bagian Ke 10 )


Sore itu menjelang petang di sebuah jalanan pusat Kota Banyumili hilir mudik kendaraan dan keramaian semakin menggurita bersamaan jam pulang kerja para karyawan dan pegawai.


Sebuah mobil sedan sport roadster warna silver menerobos jalanan tengah kota yang padat merayap. Sesekali suara klakson terdengar nyaring menjerit menimpali polah tingkah si pengemudi mobil sport yang seenak udelnya itu.


"Yah...benar Bu Siska. Betul, saya sendiri...Freddy Umbara.


 Bagaimana…? ...ok...kita ketemuan di kantor saya saja. Di sana kita leluasa membahas rundown acara untuk agenda puncaknya. Ok...Bu Frida..ok...sy tunggu kedatangannya...makasih…sampai ketemu besok.."


Sesaat si pengemudi melihat ponselnya sebelum lawan bicaranya menutup percakapan.


Dilihatnya sepintas sesosok perempuan cantik dan berbusana modis dengan hijab model kekinian terlihat di layar ponselnya sebelum kemudian terputus.


Ehmmm... Frida Ludwina...so sexy...kau targetku berikutnya...hehehe,"

kata si pengemudi seraya tersenyum tipis sambil membetulkan kacamata Ray-Bannya.


Woeeeng…!

Mobil sport itupun melesat jauh di jalan raya nan lapang ke arah ufuk barat dimana langitnya mulai berwarna jingga pertanda Sang Surya sudah menurunkan kelambunya.

Popular posts from this blog

Bokong Besar Mamaku Yang Menyejukan Jiwa ( Chapter 12 End )

Tetangga Kontrakan STW

Lendir Pesantren ( Part 3 )