Pondok Pesantren Putri

  ( Part 4 )


Pov Ustadzah Dea


*lanjutan flashback ustadzah dea tahun ke 5 mondok 


“haaaaaah abaaaaah” kaget kami 

Ya saat itu bu nyai sedang mengajariku bagaimana cara ngalap barokah (meminta berkah) dari abah. Aku yang sedang mengobel vagina bu nyai dengan dildo kaget seketika. Abah berdiri menonton kami. 


Abah : waaaah santri abah udah pada pinter ini, itu bu nyai sampe lemes begitu, 


Bu nyai : ya dong bah, sapa duluu, umiii yang ngajarin, 


Saat itu kami hanya menunduk malu, gimana gak malu, kharisma abah dengan sorot matanya bisa bikin kami salah tingkah. Apa lagi aku hihihi,


Bu nyai : abah ini kenapa tiba tiba disini sih, kan umii lagi ngajarin santri bah 


Abah : tadi ummi teriak teriak abah pikir kaki ummi digigit semut hahaha 


Bu nyai : halah abah ini, bah bah. Kalau mereka praktek dengan abah langsung gimana bah.


Abah : boleh, tapi jangan semua ya ummi. Pilih satu nanti di bimbing sama ummi aja. yang lainnya boleh kembali ke kelas


Bu nyai : hmmmm siapa ya bah, dea siap ?


Tiba tiba bu nyai menunjukku.. whaaaaaat omg.. mau banggeeeet bu nyaiii. ( gerutuku dalam hati wkwk) 


Gw : sendiko dawuh bu nyai (saya nurut aja apa kata bu nyai)


Abah : yasudah yang lainnya boleh kembali ke kelas. 


Bu nyai : ayo nak dea, ikut ummi ke dalam


Kemudian aku berdiri dan mengikuti ummi masuk ke dalam, gilaaaak suasanya rumahyang dari luar kelihatan mewah ternyata di dalam nya ekslusif hihih. Aku di bimbing mu nyai masuk ke dapur. 


Abah? Abah duduk santai di ruang tengah sambil nonton tv. 


Bu nyai : nak nadea. Sekarang jadwal abah makan siang, ummi sudah siapkan ini makanan abah sejak tadi pagi 


Gw : iya bu nyai, ini saya harus bagaimana? 

Bu nyai : nanti nak dea, sajikan ini di depan abah ya nak, yauda sekarang bawa ke depan trus langsung balik lagi.


Kemudian aku angkat nasi beserta lauk yang sudah disiapkan ummi dalam nampan dan ku bawa ke depan untuk abah santap. Deg deg an sih. Wkwkw.


Pas sampe didepan abah aku duduk bersimpuh lalu meletakkan nampan beserta isinya di meja samping abah. Lalu aku kaget tiba tiba tangan abah mengusap kepalaku.. uuuggh ini rasanya diperhatikan orang yang aku suka pikirku girang dalam hati.


Setelah selesai kemudian aku masuk kedalam dapur seperti apa yang bu nyai perintahkan. 


Bu nyai : terima kasih nak dea. Nak dea ummi mau minta tolong lagi boleh ? 


Gw : iya bu nyai, ibu mau minta tolong apa ? 

Bu nyai : tadi waktu di ruang tamu, ummi masih kepingin lagi, dea mau berkah dari ummi lagi ? 

Gw : sendiko dawuh ummi (saya nurut aja apa kata bu nyai) 


Bu nyai : dea tunggu disini bentar, ummi ambil sesuatu 

Gw : innjih (iya) bu nyai.


Aku duduk di dapur, ku liat ada bakwan di meja lapar rasanya heheh,.. gak lama kemudian bu nyai kembali ke dapur dan membawa dildo, tapi kali ini kok lain. Dildonya ada strip tali nya, ih bu nyai mah aneh aneh hihi 


Bu nyai : nah nak dea, ini ummi ajarin pelajaran baru, coba berdiri 


Aku pun berdiri, bu nyai langsung memakaikan dildo, dan melingkarkan tali strip nya ke pinggang ku.. iiiih ternyata biar aku punya penis hihihi lucu juga mainan bu nyai pikirku 


Bu nyai : (sambil nungging dan mensibakkan roknya) masukkan nduk, speerti tadi di ruang tamu


Gw : injih bu nyai (iya) 

Bu nyai : heeeeggghhkk emmmm.. maju mundurkan nduk yang kenceeeng

Gw : sendiko dawuh bu nyai (siap bu nyai) 

Bu nyai : acccchh emmmm truss dea .. terusss nduk nak acccch puasin ummii.


Ummi pun seperti kerasukan setan. Beliau meremas payudaranya dan seperti orang kesurupan berteriak teriak apakah se enak itu pikirku. Selang 5 menit tiba tiba muncul suara dari belakang


Abah : umiii abah boleh ikutan ?


( Bersambung) 

Popular posts from this blog

Bokong Besar Mamaku Yang Menyejukan Jiwa ( Chapter 12 End )

  Bokong Besar Mamaku Yang Menyejukan Jiwa Chapter 12 End Kami bertiga sudah berada dikamar mama, tempat dimana semalam aku melihat Bagus menggenjot mama diatas ranjang ini. Mama membantu melucuti daster yang kukenakan, dilanjutkan dengan melepaskan beha yang masih membungkus payudaraku, sehingga kini aku telanjang bulat karna memang sebelumnya celana dalamku sudah dilepas. Kulihat Bagus terpaku memandangi tubuh bugilku, yang membuatku salah tingkah dibuatnya. “Biasa aja kali gus…” ucapku pada Bagus, yang membuatnya sedikit terkaget. “Wooww… body kak Indah oke banget lho…apalagi teteknya ini, bulat, padat dan gemesin…mana putingnya merah lagi…ih, jadi gemes …” puji Bagus, seraya meremas-remas payudaraku. Tentu saja itu membuatku berbunga-bunga, walaupun aku sadar kalau lekuk-lekuk tubuhku memang nyaris sempurna. Bukannya aku kepedean atau Ge-eR, tapi teman-temanku SMA juga kerap mengatakan itu, terutama disaat kami renang dengan mengenakan setelan bikini swim-suit. Menyusul diriku ...
Read more

Lendir Pesantren ( Part 3 )

  Lendir Pesantren ( Part 3 ) selama ustadzah neneng melakukan pekerjaan rumah kemarin, rupanya pak ahmad ternyata pergi ke rumah ustadzah indah, efek jamu yang dia minum masih belum hilang walaupun sudah dialihkan dengan adanya tamu keluarga reyhan, tonjolan disarungnya sudah sangat terlihat ketika pak ahmad berjalan dia ingin sekali ngentot dengan anaknya ustadzah indah, namun setelah mengetuk pintu beberapa kali tetap tidak ada jawaban, pak ahmad : "hmmm apa dia masih ngajar yah" pak ahmadpun memberanikan diri menyusul ustadzah indah karena nafsunya yang tidak bisa dibendung, singkat cerita sampailah pak ahmad di ruang kelas asrama dia melihat ustadzah indah dengan baju terusan lengan panjang berwarna biru disambung dengan leging hitam dan jilbab hitam sedang berdiri mengajar santrinya pak ahmad : "asalamualaikum" ustadzah indah dan santri pun sontak menjawab "waalaikum salam" ustadzah indah : "ada apa pak kok tumben kesini ?" pak ahmad : ...
Read more

Tetangga Kontrakan STW

 ( Chapter 4 ) “Mas Iman ndak kangen aku jepit to?” Aku tersenyum membaca sms yang masuk ke ponselku. Sudah seminggu sejak kepindahanku ke Jakarta kami belum bertemu.  Kesibukan di tempat kerja baru membuat si otong tidak sempat mengadakan kunjungan ke lembah kenikmatan Mbak Ati. Proses adaptasi di kantor baru memang melelahkan. “Kangen donk mbk e, aku kngen djepit dari blkng he3x” balasku “Kpn donk mas iman main kesini? Ak dah kangen pengen disirami to mas, udah kemarau ini di bawahku hihihi” Membacanya saja langsung membuat kontolku tegang. Aku langsung menelpon Mbak Ati untuk membuat janji bertemu. Kami sepakat untuk tidak bertemu di kontrakan karena tetangga pasti akan curiga. Aku sengaja membuat janji pada jumat malam untuk menyewa sebuah kamar di hotel melati di daerah serpong. Jumat sore aku semangat sekali. Aku berusaha pulang tenggo untuk memacu motorku keluar batas Jakarta untuk mereguk kenikmatan yang sudah seminggu ini absen kurasakan. Satu jam kupacu motorku cepat...
Read more