Mama Kepala Sekolah Yang Binal

  


(
 Foto Hanya Pemanis Saja )


( Bab Ke 38 )





Ruangan ini tampak asing saat aku membuka mata. Aku sedikit kebingungan apakah aku masih bermimpi atau sudah bangun. Namun, lama-lama aku menyadari kalau aku berada di kamar kedua orangtuaku. 

Mama masih tidur di sebelahku. Tangannya masih memelukku erat seakan-akan aku adalah gulingnya. Ia tidak mengenakan pakaian sehelai pun, begitu pula aku.


Lima botol anggur merah tergeletak di atas meja rias Mama. Semuanya kosong. Jadi ini penyebab kepalaku terasa pening.


Kucoba untuk mengingat-ingat kejadian semalam. 


Setelah keluar dari desa sebelah, aku mampir ke sebuah warung kecil untuk membeli minuman anggur merah. Tentu saja pakai uang Mama karena aku tidak membawa dompet. Si penjual minuman cuma melongok saja melihat Mama.


 Ia tidak mengenali kami karena hari sudah gelap dan kami mengenakan masker medis. 


“Kok telanjang gitu ceweknya?” tanya si penjual minuman. 


“Buat pemanasan sebelum ngentot,” jawabku sebelum naik ke sepeda motor. Si penjual mengomel karena ucapanku yang tidak sopan. 


Kami melesat menuju rumah. Di sepanjang jalan, kami berjumpa beberapa kendaraan bermotor dan semuanya memaki-maki kami lewat klakson. Tapi mereka tidak ada yang mengejar kami sehingga kami bisa sampai ke rumah lebih cepat. 


Beberapa meter sebelum sampai rumah, aku harus mematikan mesin sepeda motor supaya tetangga tidak menyadari kehadiran kami. Sepeda motorku meluncur dalam hening. Begitu sampai pagar rumah, Mama membuka pintu pagar dan bergegas masuk ke dalam rumah sebelum mengundang perhatian tetangga. 


Sembari menunggu Mama selesai mandi, aku memutar semua rekaman-rekaman video yang ada di smartphone-ku. Jumlahnya ada dua puluh lebih karena aku harus mematikan kamera dan menyalakannya kembali supaya durasinya tetap pendek.


 Dengan video sebanyak ini, posisiku sudah jauh di atas angin. Aku yakin Mama tidak akan berani menentangku. 


Mama keluar dari kamar mandi. Ia menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Tubuhnya dibiarkan telanjang bulat. 


“Wah Mama sudah gak malu lagi ya telanjang bulat di depanku,” kataku.


“Buat apa malu, toh kamu sudah sering lihat Mama telanjang,” sahut Mama. 


“Mumpung Mama masih seger abis mandi, foto-foto dululah.” Kuarahkan kamera smartphone ke Mama. “Ayo Ma, pose yang seksi.”

“Mama gak tahu pose seksi,” ujar Mama. 

“Kalau gitu coba Mama buka memek Mama.”

Mama membuka memeknya dengan jari-jari tangannya. “Begini Yah?”


“Kurang lebar Ma. Sampai itil Mama kelihatan deh.”


Memeknya terbuka lebih lebar sampai gumpalan daging sebesar kacang menyembul keluar. 


"Nah, begitu, bagus!" Kuambil beberapa foto.

 "Tersenyum dong Ma. Masa surem gitu mukanya." Kuambil lagi beberapa foto.

 "Sekarang coba Mama isep pentil Mama sendiri."

"Tetek Mama mana nyampe ke mulut." Mama mengangkat teteknya dengan kedua tangan sampai mendekati wajahnya. Ia kaget sendiri ketika tahu kalau pentilnya berhasil menyentuh bibirnya.


"Mama gak bakal tahu kalau belum mencoba." Kuambil lagi beberapa foto. “Isep pentilnya yang kenceng Ma, sampai kulitnya tertarik.

Mama menyedot pentilnya lebih kencang. Urat-urat di sekitar aerolanya sampai menonjol. Kameraku terus-terusan menangkap momen berharga itu.

Mendadak aku mendapat ide. 


“Tunggu sebentar.” Aku pergi ke kamarku untuk mengambil spidol hitam besar. Kukocok spidol itu supaya tintanya merembes di ujung karena spidol itu jarang kupakai. 


"Di tetek Mama, kutulis Huruf besar-besar"


LONTE KAMPUNG


Lalu di bawah udelnya kutulis Hurf besar-besar pula:

NGENTOT GRATIS


“Nah begini keren.” Aku memuji karyaku.

 “Sekarang Mama rentangkan tangan, ya begitu, renggangkan kedua paha Mama juga, nah begitu. Siap ya.”


Kupotret lagi sampai belasan kali. Ah, kontolku membengkak melihat pose Mama yang begitu nakal. Ayah pasti tidak menyangka istrinya bisa senakal ini!


Selagi Mama bugil dan kontolku perlu asupan gizi, ini saat yang cocok buat ngentot. 


Kutarik tangan Mama ke ruang tamu. Di belakang pintu ruang tamu terdapat dua sakelar lampu. Satu sakelar berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu ruang tamu, sementara satunya lagi untuk menyalakan dan mematikan lampu teras depan rumah. Kumatikan lampu di teras depan rumah. Halaman depanku serta merta gelap gulita. 


Kubuka pintu. Angin kencang berhembus masuk ke dalam ruang tamu. Kudorong Mama supaya keluar dari ruang tamu. Kami berdiri di teras depan rumah yang gelap.

  Satu-satunya cahaya berasal dari rumah tetangga di sebelah. 


“Nak, kalau tetangga lihat gimana dong?” Mama mengamati rumah di sebelah. 


“Di sini gelap Ma. Dia gak bakal lihat kecuali dia ngecek ke sini. Yuk kita ke pagar rumah.”


Aku dan Mama mengambil sandal, lalu melangkah ke pagar besi yang membatasi halaman rumahku dengan jalan di depannya. Kusuruh Mama menungging sambil berpegangan di pagar besi tersebut. Ia langsung melakukan apa yang kuperintahkan.


“Mama yang baik memang harus menuruti permintaan anaknya tanpa melawan.” Kutampar pantatnya keras-keras Pantat Mama. Suaranya membelah kesunyian sekitar. “Mama jangan berisik ya, kecuali Mama mau dilihat tetangga.”


Kubasahi batang kontolku dengan ludah. Memek Mama masih agak kering, jadi kuselipkan jari telunjuk dan jari tengahku untuk merangsang memeknya supaya basah. 


“Huuuuh.” Mama mendesah saat kedua jariku menembus masuk ke memeknya.


“Lonte kayak Mama harus dientot setiap hari,” kataku sambil mengarahkan kontolku ke lubang memeknya. 


“Aduh! Pelan-pelan Nak!” Mama memekik begitu kontolku memenuhi lubang memeknya.8964 copyright protection10484PENANAqehHC0Kgu5 維尼


“Ini sudah pelan, Mama aja yang terlalu berisik.”8964 copyright protection10484PENANAzLxHTskH0H 維尼


Memek Mama terasa hangat dan basah. Kugerakkan pinggulku maju dan mundur. Setiap gesekan di memeknya membuat pikiranku terbang tinggi entah ke mana. Memek Mama benar-benar membuatku candu. 8964 copyright protection10484PENANA7o1YIyafpn 維尼


Tangan Mama mencengkeram terali pagar besi kuat-kuat sampai pagar itu sedikit bergoyang setiap kali aku bergerak memompa memek Mama. Jika pagar itu usianya lebih tua, pastilah pagar itu bakal rubuh. 8964 copyright protection10484PENANAA8XNLxZboW 維尼


“Mmmmm memek lonte kayak punya Mama memang paling top.” Kutampar pantatnya sekeras mungkin. Pantat yang tadinya sudah pulih dari kejadian saat jalan santai, sekarang mulai memerah kembali. 8964 copyright protection10484PENANA45ezQntCoC 維尼


Memek Mama berkedut-kedut memijat batang kontolku. Kupegang pinggang Mama, lalu kumajukan pinggangku semaksimal mungkin sampai kulit kami menempel. Walau angin cukup dingin, pantat Mama banyak berkeringat sehingga terasa licin. 8964 copyright protection10484PENANAZLBaMOUml5 維尼


Plek! Plek! Plek!8964 copyright protection10484PENANAB7vS3FNMOz 維尼


Kontolku terasa semakin membengkak beberapa inci di setiap gerakan. Memek Mama seolah-olah menyempit. 8964 copyright protection10484PENANAaD4iu8brjT 維尼


“Huh hah huh.” Desahan Mama menguat. Aku mencubit perutnya untuk mengingatkannya supaya lebih tenang. 8964 copyright protection10484PENANA2UjwGThrYj 維尼


“Mama mau keluar,” bisik Mama. 8964 copyright protection10484PENANAZ5iP6JCVhe 維尼


“Aku juga Ma,” kataku sambil terus memompanya.8964 copyright protection10484PENANAikfCyySFLP 維尼


Memek Mama bertambah sempit, mengikuti kontolku yang bertambah besar. Kupompa memek Mama lebih cepat. Ini dia saatnya!8964 copyright protection10484PENANAKyxLjJeQjQ 維尼


Kontolku memuncratkan pejuh ke dalam memek Mama. Kutekan pinggangku dalam-dalam biar benihku tersalurkan semua ke rahimnya. Otot-otot memek Mama mengejang, seakan-akan menyedot habis seluruh pejuh yang tersisa di batang kontolku.8964 copyright protection10484PENANAd86eKPzKOJ 維尼


Kubiarkan kontolku menancap di memek Mama sampai sisa-sisa pejuh terakhir keluar. Setelah kurasa tidak ada lagi pejuh yang tersisa, kucabut kontolku yang berlumuran cairan memek Mama. 8964 copyright protection10484PENANAbN8O3czy31 維尼


“Aih leganya.” Kugesek-gesek batang kontolku yang loyo ke pantat Mama supaya bersih dari pejuh yang menempel.8964 copyright protection10484PENANAM2D2ZMkity 維尼


Mama melepas pegangannya di pagar. Wajahnya terlihat letih. “Mama capek banget. Mama mau tidur.”8964 copyright protection10484PENANAyrTqW4eFLV 維尼


“Loh ini masih babak pertama. Yuk kita lanjut di kamar.” kudorong Mama masuk ke ruang tamu. 8964 copyright protection10484PENANAzdEWKq5MsL 維尼


Itulah kenangan terakhir yang kuingat malam itu. Setelahnya aku cuma mengingat minum-minum sampai mabuk sambil mengentot Mama lagi, lagi, dan lagi. Aku tidak ingat mengentotnya sampai berapa ronde. Samar-samar aku ingat kalau Mama pingsan di ronde terakhir. 8964 copyright protection10484PENANAWUPpWrKmDr 維尼


Aku bangkit dari ranjang. Kubuka gorden. Sinar matahari menerobos masuk ke kamar yang gelap.8964 copyright protection10484PENANA7ZWi2MT6pA 維尼


Mama terbangun. Ia menutupi wajahnya yang silau terpapar sinar matahari.8964 copyright protection10484PENANAHZnO9UfddS 維尼


“Selamat siang Ma,” kataku sambil tersenyum. “Sudah siap latihan lagi hari ini?” 8964 copyright protection10484PENANAEe2CAv7Kcy 維尼


COMMENTS (2) LIKE BOOKMARK

LIKES 5 READS 10484 BOOKMARKS 379

campaign Request update 0

Sponsor


Click to load the next chapter

Cookies management panel

Popular posts from this blog

Bokong Besar Mamaku Yang Menyejukan Jiwa ( Chapter 12 End )

Lendir Pesantren ( Part 3 )

Tetangga Kontrakan STW