Posts

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 21 )    Tubuhku seolah membeku. Kedua laki-laki itu melihat sekeliling dengan waspada. “Coba periksa,” ujar Tarji. Rusman menatap bingung. “Kenapa harus aku?” “Karena aku lebih tua dari kau. Ayo Cepet Periksa.” Rusman berdiri dengan wajah kesal. Ia menaikkan celananya, lalu pergi.  Aku buru-buru kembali bersembunyi di tempat semula. Rusman pergi ke arah berlawanan. Tampaknya mereka belum yakin dengan sumber suaranya. Tarji bersiul-siul sambil merokok. Kontolnya menjuntai lemas. Kaki kanannya menginjak perut Mama supaya Mama tidak bisa kabur.  Mama belum bergerak dari posisinya. Kedua matanya melotot dan napasnya tersenggal-senggal. Aku bisa membayangkan ketakutan yang dirasakannya.  Tak lama kemudian, terdengar suara marah-marah di kejauhan. Semak-semak tersibak, tanda ada orang yang berjalan terburu-buru.  Rupanya Rusman, tapi ia tidak datang sendirian. Kedua tangannya memegang pundak seorang remaja laki-laki yang...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )   ( Bab Ke 20 )  Murid-murid berhamburan keluar saat lonceng pulang sekolah berbunyi. Beberapa pulang naik sepeda motor, menumpang temannya yang bawa sepeda motor, naik angkot, atau jalan kaki. Sebagian besar mereka adalah anak petani, jadi mereka harus segera pulang untuk membantu orangtuanya di kebun. Guru-guru balik ke kantor dan duduk di meja masing-masing untuk membuat laporan. Biasanya mereka baru pulang sore hari. Mama juga biasanya pulang sampai sore, kecuali pekerjaannya sudah selesai semua.  Sambil menunggu Mama yang sedang rapat lewat Zoom dengan orang-orang dari dinas pendidikan, aku membaca berita-berita yang lewat di Twitter. Ada satu berita dari Jepang yang menarik perhatianku. Dua hari yang lalu, kepolisian Jepang menangkap seorang wanita bernama Akako Hagiwara karena beberapa kali terlihat di jalan-jalan Tokyo sambil telanjang bulat. Meski wanita itu mengaku melakukannya atas kemauannya sendiri, tapi pihak kepolisian tidak...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 19 )  Jam dinding menunjukkan pukul setengah dua. satu setengah jam lagi lonceng pulang sekolah berbunyi. Mama masih mengetik di komputer, sementara aku mengamati Paijo dari balik jendela.  “Mama sudah selesai?” tanyaku. “Belum. Kerjaan Mama masih numpuk,” sahut Mama. Sesekali ia mengurut keningnya. “Mama mendingan istirahat sebentar,” kataku. “Kasihan juga Paijo, dia kerja dari pagi sampai sore. Dia perlu istirahat seperti Mama.” “Kenapa kamu tiba-tiba ngomongin Paijo?” “Karena aku ada ide,” kataku. “Bagaimana kalau Mama sesekali menghibur Paijo.” “Apa maksud kamu?” Kubisikkan rencanaku ke Mama. Kedua matanya melotot begitu mendengar rencanaku.  “Gila kamu!” jeritnya. “Gimana kalau terjadi apa-apa ke Mama?” “Selama murid-murid masih di kelas, Mama bakal baik-baik aja,” kataku meyakinkan.  “Paijo juga kayaknya bukan jenis orang yang suka bocorin rahasia. Aku gak pernah lihat dia ngobrol sama orang-orang di sekolah, kecuali s...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
    ( Foto Hanya Pemanis Saja )  ( Bab Ke 18 )  Lonceng istirahat berbunyi. Teman-temanku langsung berlarian keluar untuk makan siang di kantin, bermain basket, atau sekadar ngobrol di teras. Tidak ada yang betah berlama-lama di dalam ruang kelas yang panas. "Tadi aku lihat Bu Kepala sekolah roknya melorot sampai pantatnya kelihatan," ujar salah satu murid kelas sebelah "Yang bener?" timpal yang lain. "Iya bener. Coba tanya ke mereka yang duduk di dekat jendela. Mereka sibuk membicarakan Mama. Ada yang berusaha meyakinkan, ada juga yang tidak percaya.  "Asik bener kalau lihat. Dia semok gitu," komentar yang lain. Hatiku berbunga-bunga mendengarnya. Semua orang memang harus menikmati tubuh indah Mama. Aku mendatangi Mama di kantornya. Ia masih sibuk mengetik. Sikapnya tak acuh saat aku membuka pintu. "Mau apalagi kamu?" tanya Mama tanpa menoleh. "Mama gak makan siang?" "Mama gak lapar," jawabnya. "Gara-gara kamu, kerj...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )     ( Bab Ke 17 )  Sekitar satu jam kemudian, pintu UKS terbuka. Bu Ramadhan keluar bersama Mama. Rok Mama sudah dipasang di tempat yang benar. Mereka masih membicarakan soal peralatan UKS. "Loh anaknya kok nunggu di sini? Gak ikut belajar?" tanya Bu Ramadhan saat melihatku. "Dia lagi gak enak badan, jadi saya suruh istirahat dulu," jawab Mama. "UKS bisa dipakai kalau mau rebahan di dalam," ujar Bu Ramadhan. Ia menempelkan tangannya ke keningku. "Gak panas kok. Kamu udah merasa enakan?" "Alhamdulilah udah Bu," jawabku. "Tadi agak demam dikit, jadi aku minta izin buat istirahat. Kebetulan ketemu Mama, jadi kami barengan ke sini." "Semoga cepat sembuh. Saya mau ke kantor dulu," ujar Bu Ramadhan. Ia pergi meninggalkan aku dan Mama. Mama bersandar ke dinding. "Astagfirulloh. Badan Mama lemes banget." Kutampar pipi Mama. "Mama itu gimana sih? Udah aku bilang memeknya jangan ditut...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )    ( Bab Ke 16 )   Dibandingkan sekolah-sekolah lain di desa, sekolahku cukup luas dan fasilitasnya oke. Bangunannya memang belum bertingkat seperti sekolah di kota, tapi bangunannya kokoh dan bersih. Paijo selalu mencabuti rumput-rumput liar di halaman sekolah, mengecat dinding yang mulai kusam, dan memperbaiki dinding atau atap yang rusak.  Gedung guru dibangun terpisah dengan gedung sekolah. Ruangan di gedung guru cuma ada 4: ruangan kepala sekolah, ruangan semua guru, gudang penyimpanan alat-alat mengajar, dan toilet. Sedangkan gedung sekolah cuma berisi 3 kelas: X, XI, dan XII. Kelas terdekat dengan gedung guru adalah X dan ruangan paling ujung adalah XII. Di depan gedung sekolah terdapat lapangan upacara yang juga dipakai untuk senam di setiap hari Jumat. Agak jauh di belakang sekolah ada gedung kecil yang digunakan sebagai kantin. Melangkah lebih jauh lagi, ada satu lapangan yang basket yang juga bisa digunakan sebagai lapangan vol...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )    ( Bab Ke 15 ) Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Mama tidak berani lebih cepat lagi karena tangan kirinya bergantian memegang tongkat persneling dan kontolku.  Aku tersenyum-senyum kecil melihat Mama yang kadang keliru mau mengganti persneling, tapi malah memegang kontolku. Kadang juga ia mau mengocok kontolku, tapi malah mengocok tongkat persneling. "Kok lama banget ini keluarnya?" komentar Mama.  "Aku butuh rangsangan," kataku. Kuraih bagian bawah rok panjang Mama, lalu kutarik sampai ke atas. Badan Mama bergerak-gerak pelan saat tanganku mengelus pahanya. "Aduh, jangan bikin Mama geli," keluhnya sambil berkonsentrasi melihat jalan. Tanganku bergerak menelusuri selangkangannya. Kusentuh sempak Mama. Rupanya ia memakai sempak yang kami beli di pasar. “Gimana bahannya? Nyaman ‘kan?” kataku sambil menyelipkan jari ke pinggiran sempaknya. Mama menggerak-gerakan pantatnya saat jariku menyentuh bibir memeknya. “Jangan bikin Ma...

Mama Kepala Sekolah Yang Binal

Image
( Foto Hanya Pemanis Saja )    ( Bab Ke 14 ) Aroma telur ceplok sayup-sayup tercium di udara. Mama memang selalu bangun pagi untuk bikin sarapan, sedangkan Papa selalu bangun siangan karena jam masuk kantornya sekitar jam sembilan (9) Tidak lama kemudian, pintu kamarku diketuk.  "Nak, bangun. Mama sudah bikinin sarapan," ujar Mama dari balik pintu. "Oke Ma," jawabku dengan suara kubuat seserak mungkin. Dia bakal ngomel kalau tahu aku begadang semalaman. Meski lapar, aku tidak nafsu makan karena terlalu tegang. Nasi goreng buatan Mama enaknya bukan main, tapi aku cuma mengambil sedikit dan makan sesendok-sesendok. "Kamu sakit?" tanya Mama dengan nada khawatir. "Nggak Ma. Cuma lagi gak laper aja," jawabku. "Kalau gak enak badan, mendingan istirahat di rumah aja. Biar Mama kasih tahu Bu Endang, wali kelas kamu." "Gak perlu, Ma. Beneran deh," kataku bersungguh-sungguh.  "Oke deh," kata Mama. "Kamu harus bersyukur Ma...